Fimela.com, Jakarta "Bu Bagaimana aku lahir"?
"Pak kenapa aku harus bersekolah?"
"Kenapa ada perempuan dan laki-laki?"
Advertisement
Anak-anak banyak mengajukan pertanyaan yang unik hingga tidak terduga, sampai-sampai orangtua kalang kabut untuk menjawabnya. Padahal pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat memicu percakapan yang dapat membangun kepercayaan anak.
BACA JUGA
Anak-anak secara alami ingin tahu tentang bagaimana dunia bekerja, yang berarti, oleh karennya si kecil banyak bertanya. Saat menjawab pertanyaanya, pertimbangkan temperamen dan tingkat perkembangan anak, serta nilai-nilai positif dalam topik tersebut.
Melansir brighthorizons.com, berikut ini beberapa saran umum untuk menjawab pertanyaan rumit si kecil.
1. Ajukan pertanyaan klarifikasi untuk memahami dengan tepat apa yang ditanyakan anak.
2. Tawarkan jawaban yang sederhana dan lugas.
3. Jujurlah — tidak apa-apa untuk mengakui bahwa merasa tidak nyaman atau tidak tahu persis bagaimana menanggapinya.
Dalam beberapa hal, pertanyaan filosofis lebih sulit dijawab karena berkaitan dengan topik eksistensial, abstrak, atau tidak diketahui. Sebagai contoh:
Apakah Tuhan itu?
Mengapa kita mati? Apa yang terjadi pada kita saat kita mati? Apakah kamu akan mati?
Jika saya tidak diizinkan untuk menyakiti teman-teman saya, mengapa boleh membunuh ayam untuk memakannya?
Apakah perang itu? Apakah saya aman? Apakah saya akan diserang?
Inti dari sebagian besar pertanyaan ini adalah pertanyaan mendasar, “Apakah saya aman? Apakah dunia aman? Untuk menjawab pertanyaan tersebut orangtua bisa melakukan hal berikut.
1. Diskusi
Beberapa orangtua mungkin merasa tidak nyaman dan ingin mengubah topik pembicaraan atau mengabaikan pertanyaan dengan komentar meremehkan seperti: “Tidak apa-apa. Itu pertanyaan orang dewasa. ". Padahal cara ini tidak benar karena akan menghambat rasa ingin tahu si kecil.
Baiknya ajak anak berdiskusi ketika menjawab pertanyaanya.Seperti halnya pertanyaan tentang seks, akan sangat membantu jika orangtua bertanya kepada anak, "Bagaimana menurutmu?" Ini tidak hanya akan mengirimkan pesan bahwa pemikiran dan pertanyaan ini penting, itu juga akan memberi sinyal bahwa Anda terbuka untuk diskusi.
Orangtua bisa menerangkan "Ibu dan ayah saling menyanyangi jadilah tercipta kamu, sebelum dilahirkan, kamu tumbuh dan berkembang di dalam perut Ibu. Kemudian, begitu mencapai usia sembilan bulan, Ayah dan Ibu ke rumah sakit dan ia pun dilahirkan,"
Ketika anak bertanya tentang tuhan orangtua bisa menunjukan apa yang diberikan tuhan kepada umat manusia, seperti "Tuhan adalah pencipta segala-galanya. Langit, kucing, bunga, termasuk ibu, ayah, dan kamu semua ciptaan Tuhan. Oleh karenanya kita harus berterima kasih dengan rajib beribadah dan baik kepada orang lain,"
Advertisement
2. Meneliti
Ada banyak sekali buku yang membahas tentang apa yang ada di muka bumi ini untuk menjawab pertanyaan si kecil. Jelajahi bagian parenting di perpustakaan atau toko buku atau konsultasikan dengan orangtua lain yang berpikiran sama. Dengan menambah referensi, orangtua akan dengam mudah menjawab secara logis pertanyaan yang diajukan anak.
3. Tawarkan kenyamanan dan jaminan
Pertimbangkan mengapa anak mengajukan pertanyaan tersebut. Apakah dalam mengejar informasi, kenyamanan, pengertian — atau ketiganya? Apakah ada berita di televisi yang menakutkan atau ada teman yang mengalami hal yang tidak diinginkan?
Anak-anak umumnya ingin tahu, mengapa suatu situasi terjadi,apa yang dilakukan untuk membantu atau menghibur mereka yang terlibat, dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi mereka.
Tidak apa-apa untuk mengakui bahwa hidup tidak dapat diprediksi dan membingungkan, tetapi cobalah untuk mengakhirinya dengan catatan yang menghibur dan berorientasi pada solusi.
Misalnya: "Orang menjadi tunawisma karena berbagai alasan, seperti karena mereka sakit atau kehilangan pekerjaan. Oleh karennya bisa membantunya dengan sedekah," Atau ketika bencana "Bencana bisa terjadi kapan saja, bisa banjir, gempa bumi, hingga gunung meletus. Oleh karena itu kita harus mencegah agar tidak banjir, dan bersiap ketika gempa swaktu-waktu datang,"
#elevate women