Fimela.com, Jakarta Sebagai orangtua, tentu sangat pilu melihat anak sedih atau kesal. Sebagian besar anak akan memulai semua tahap emosi. Tetapi ketika anak sedih terus menerus berarti ada sesuatu yang mengganggu mereka.
Anak-anak dan remaja sering kali tidak memberi tahu orangtua mengapa mereka merasa sedih dan bahkan mungkin memilih mengatakan "aku baik-baik saja".
Advertisement
BACA JUGA
Orangtua perlu menyadari bahwa perasaan anak-anak dan remaja sangat terpengaruh oleh perubahan dan transisi kehidupan. Seperti pindah rumah, pindah sekolah, perceraian, bahkan saudara baru.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak melakukan yang terbaik di rumah yang stabil di mana mereka tahu apa yang mereka harapkan. Sehingga ketika adanya transisi, anak-anak bisa bereaksi dengan berbagai cara. Termasuk merasa sedih sepanjang waktu dan mengasingkan diri.
Advertisement
Cara mengatasinya
Dengan adanya transisi baru, anak-anak dan remaja mungkin tampak sedih karena mereka bergumul dengan penyakit mental, seperti depresi. Ditandai dengan perasaan sedih, bersalah, dan kehilangan minat.
Memiliki anak yang bersedih sepanjang waktu bukanlah hal normal. Orangtua pun harus mampu membedakan antara sedih akibat perkembangan normal anak atau gejala depresi. Menyadari bahwa transisi hidup yang penting dapat membantu anak mengatasi apapun yang mereka alami.
Untuk mengatasinya, orangtua harus memastikan apakah anak benar-benar baik saja. Namun jangan pernah paksakan kehendak pada anak agar mau berbagi pikiran dan perasaan mereka. Transisi kecil mungkin bisa berdampak besar pada anak.
Simak video berikut ini
#Elevate Women