Fimela.com, Jakarta Ketika dikaruniai buah hati, orangtua memberikan kasih sayangnya yang tak berbatas kepada anak-anaknya. Namun, seorang ibu memiliki ikatan yang begitu kuat dengan anak-anaknya. Meski sudah terpisah secara fisik, ibu dan anak merupakan belahan jiwa. Bahkan, anak tetap terus mendapatkan nutrisi dari tubuh sang ibu melalui Air Susu Ibu (ASI).
Tidak heran, ASI menjadi salah satu pengikat kuat antara ibu dan sang buah hati. Sementara pengikat lainnya adalah memori selama menyusui. Setiap ibu memiliki kisah uniknya sendiri. Apalagi mengingat sebagian ibu harus berjuang untuk memberikan ASI kepada sang buah hati.
Kenangan inilah yang menjadi salah satu harta yang paling berharga bagi para ibu. Untuk itu, Sejiwa DNA Jewelry berusaha untuk mengabadikan kenangan-kenangan indah ini dalam sebuah perhiasan. Didirikan dua sahabat Tiara Widjanarko dan Citra Moeins, Sejiwa merupakan breastfeeding and DNA jewelry yang pertama di Asia.
Advertisement
BACA JUGA
Menghadirkan beragam perhiasan yang dibuat dari ASI serta DNA anak, Sejiwa lahir pertama kali dari ide cemerlang kedua sahabat ini. Saat itu, Tiara sedang menyusui anaknya di usia 6 bulan pertama. Tiara kemudian menyadari kalau momen menyusui bagi para ibu adalah momen yang sakral dan tidak akan berlangsung selamanya.
“Akhirnya, Tiara mencoba mengkristalkan ASI menjadi batu. Lama-lama, Tiara membuat bentuk yang lebih mungil, berbentuk cincin, dan perhiasan lainnya,” jelas Citra, mewakili Tiara.
Citra melanjutkan, bagi sebagian ibu, menyusui tidak mudah. Bahkan banyak ibu yang berjuang untuk menyusui anak tercinta mereka.
“Kalau ditanya kesulitannya apa saja? Pertama, kalau habis melahirkan, ibu mengalami baby blues, beberapa ibu mengalami susu kering karena stres. Ada juga ibu yang ASI-nya lancar tapi tiba-tiba macet. Ada lagi cerita yang anaknya berjam-jam tidak mau lepas dan menggigit putting payudara ibunya. Jadi, perjuangan seorang ibu saat menyusui itu banyak dan bergaam,” jelasnya.
Selain menggunakan ASI, Sejiwa juga mengambil DNA lainnya seperti rambut akikah anak, potongan kuku pertama, hingga tali pusar.
“Jadi mungkin ada moms yang sudah tidak lagi menyusui karena anaknya sudah besar, tapi baru menemukan Sejiwa sekarang. Jadi, kamu juga menerima DNA dalam bentuk selain ASI untuk dibuat perhiasan sebagai kenang-kenangan,” ungkap Citra kepada Fimela.com.
Advertisement
Proses Pengkristalan ASI
Menurut Citra, Sejiwa terlahir melalui riset yang cukup lama. Kurang lebih membutuhkan 6 bulan untuk melakukan riset dan trial and error, pada pertengahan 2016. Hingga akhirnya rencana dan ide usaha ini matang. Sejiwa kemudian resmi hadir untuk para ibu yang ingin mengabadikan DNA anak mereka pada awal tahun 2017.
Proses pengkristalan ASI juga sangat menarik. Membutuhkan waktu setidaknya satu minggu untuk mengkristalkan ASI, proses ini meliputi beberapa tahap, yaitu pengkristalan menjadi batu secara natural hingga proses untuk membuat batu menjadi mengkilap.
Sejiwa mengkristalkan ASI menjadi sebuah batu yang kemudian dijadikan perhiasan seperti liontin, cincin, anting, dan gelang.
“Kami biasanya meminta para ibu untuk mengirimkan sekitar 20 CC ASI. Karena nanti ketika dibekukan, hasilnya akan jadi lebih kecil karena kan benda cair menjadi benda padat,” jelas Citra.
Sementara, untuk DNA lainnya, Sejiwa memberikan Batasan minimal 10 helai rambut dengan Panjang 10 cm untuk dijadikan perhiasan. Selain rambut, potongan kuku dan tali pusar, para ibu juga bisa mengabadikan potongan pertama gigi sang buah hati.
Meski hanya membutuhkan 2 minggu untuk menyelesaikan proses pengkristalan DNA, namun untuk pembuatan keseluruhan perhiasan membutuhkan waktu 4-5 minggu. Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan ini memang cukup Panjang. Pasalnya, Sejiwa membuat perhiasan DNA tanpa mesin alias hand made yang dikerjakan para pengrajin handal.
Keunikan Sejiwa juga terdapat pada keunikan dari setiap perhiasan. Meski bentuk perhiasannya serupa dengan yang lain, namun DNA yang dikristalkan itu membentuk pola yang berbeda-beda. Makanya, setiap perhiasan Sejiwa pasti unik dan hanya pemesan yang bisa memilikinya.
“Beda. Letak titiknya, bulirnya, itu setiap perhiasan pasti beda. Selain DNA-nya berbeda, proses pengkristalan ini terjadi secara natural. Ini yang membuat letak bulirnya tidak akan sama dengan perhiasan satu dengan yang lainnya. Jadi, yang punya hanya ibu tersebut,” jelas Citra.
Sejiwa juga menerima pesanan perhiasan untuk para ayah yang ingin mengapresiasi perjuangan sang istri selama menyusui dan merawat bayi.
“Jadi kalau yang untuk ayah, biasanya perhiasan yang isinya DNA sang anak seperti rambut dan ASI sang istri,” pungkasnya.
Sejiwa DNA Jewelery bisa Sahabat Fimela pesan melalui Instagram @SejiwaOfficial.
#Elevate Women