Fimela.com, Jakarta Bayi dehidrasi sangat besar kemungkinannya, sebab tubuh dan perut mereka sangat kecil sehingga tidak bisa banyak menyimpan cairan. Hal itu membuat dehidrasi pada bayi bisa terjadi dengan cepat.
Karena cadangan air dalam tubuh mereka sedikit, kita perlu waspada jika bayi kehilangan cairan karena muntah, berkeringat, atau diare karena bisa mengalami dehidrasi. Berikut ciri-ciri bayi dehidrasi serta cara mencegah dan mengobatinya.
Jika bayi muntah (tidak hanya memuntahkan sedikit ASI), mengalami diare atau sakit dan harus berada di luar ruangan dalam cuaca panas dalam waktu lama, kita harus memperhatikan dengan cermat tanda-tanda dehidrasi.
Advertisement
BACA JUGA
Pertama, kurang dari enam popok basah dalam 24 jam atau popok tetap kering selama dua atau tiga jam. Yang bisa menjadi tanda pengeluaran urine sangat sedikit.
Kedua, urine tampak berwarna lebih kuning tua dan lebih pekat. Ketiga, selaput lendir kering yang bisa terlihat dari bibirnya dalam kondisi pecah-pecah.
Keempat menangis tanpa air mata. Kelima kulit tampak kering dan kendur atau tidak memantul kembali saat ditekan. Kelima mata cekung dan lesu.
Advertisement
Berapa banyak cairan yang dibutuhkan bayi?
Sampai usia enam bulan, bayi mendapatkan semua cairan dan nutrisi hanya dari ASI atau susu formula. Artinya pada usia tersebut, bayi tidak membutuhkan air tambahan untuk menjaganya tetap terhidrasi, kecuali dia kehilangan banyak cairan karena kepanasan atau muntah dan diare.
Nah begitu sampai di usia 4-6 bulan, bayi mulai makan makanan padat dan sejumlah cairan lain akan mulai datang dari sumber lain seperti buah-buahan, sayuran, serta seteguk air putih. Yang harus diperhatikan, saat jumlah susu formula atau ASI yang diminum bayi mulai berkurang, tetap pastikan asupan cairan total tidak berkurang.
Dalam cuaca panas, asupan cairan si kecil juga harus meningkat. Kita bisa memberinya lebih banyak susu dan air.
Perawatan dehidrasi pada bayi
Walau bayi yang mendapat ASI atau susu formula mengalami muntah dan diare, kita tetap harus memberikan ASI atau susu formula secara teratur, setidaknya lebih sering dari biasanya. Tunggulah satu jam setelah bayi muntah baru suapi satu sendok teh cairan setiap 10 menit selama satu jam.
Jika bayi dapat menahan atau tidak memuntahkannya, kita dapat secara bertahap meningkatkan dosisnya. Untuk bayi yang sudah mulai makan makanan padat, kita bisa menggantinya dengan air.
Jika bayi kehilangan banyak cairan terutama mengalami kombinasi diare dan muntah, dokter anak biasanya merekomendasikan untuk menawarkan cairan bayi untuk penggantian elekrolit untuk mengganti natrium dan kalium yang hilang.
Jika harus mengajak bayi saat cuaca di luar panas, pastikan ia tetap tidak terkena sinar matahari langsung. Jangan pernah membungkus dengan selimut saat tidur dan pilih pakaian dalam material ringan yang bisa bernapas.
Advertisement
Simak video berikut ini
#Elevate Women