Fimela.com, Jakarta Hari Pneumonia Dunia jatuh setiap tanggal 12 November, diketahui Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan angka prevalensi pneumonia pada balita tinggi yaitu 4,5 per 100 balita. Hal ini berarti, 4 – 5 dari 100 balita, menderita Pneumonia.
Sementara Berdasarkan laporan WHO tahun 2017 15% dari kematian anak dibawah 5 tahun atau 5,5 juta disebabkan pnemonia dan berdasarkan sampel sistem registrasi Balitbangkes tahun 2016 jumlah lebih dari 800.000 anak di Indonesia.
Soedjatmiko dokter spesialis anak, mengatakan penyakit Pneumonia merupakan radang paru yang diakibatkan bakteri, virus dan jamur yang ada dimana-mana sehingga menyebabkan demam, pilek, batuk, sesak napas.
Advertisement
BACA JUGA
Ketika kekebalan bayi dan balita rendah maka fungsi paru terganggu sedangkan tingkat kekebalan bayi dan balita rendah disebabkan karena asap rokok, asap atau debu di dalam rumah merusak saluran napas, ASI sedikit/hanya sebentar, gizi kurang, imunisasi tidak lengkap, berat lahir rendah, penyakit kronik dan lainnya.
"Pneumonia terjafi terutama bayi atau balita yang berat lahir rendah," ujar Soedjatmiko.
CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung dalam mengatakan, setiap 1 menit 2 balita meninggal atau 2500 balita setiap hari akibat Pneumonia. Pneumonia menyebabkan 15% dari semua angka kematian balita. Pembunuh balita utama di dunia lebih banyak dari AIDS, malaria dan campak sekaligus.
"Di Indonesia sendiri Pneumonia bersama dengan diare penyebab utama kematian balita dan anak," ujar Selina.
Advertisement
Mencegah Pneumonia
Menkes Terawan menyampaikan dalam penanggulangan kematian pneumonia pada anak, pemerintah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada balita dengan pnemonia, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi dini dan perluasan imunusiasi Pneumococcus Conjugated Vaccine (PCV) secara bertahap.
Ibu Negara diwakili oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin menyebut soal pentingnya slogan STOP Pneumonia “ASI eksklusif 6 bulan, Tuntaskan imunisasi, Obati anak jika sakit dan Pastikan gizi yang cukup serta hidup sehat.”
Keluarga berperan yang besar dalam kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya termasuk STOP Pneumonia dengan cara
1) ASI eksklusif 6 bulan, menyusui ditambah MPASI selama 2 tahun,
2) Tuntas Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) untuk anak,
3) Obati ke Fasilitas Kesehatan jika anak sakit,
4) Pastikan kecukupan gizi seimbang pada anak,
5) Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat serta
6) Manfaatkan buku KIA untuk mendapatkan informasi kesehatan anak.
Soedjatmiko juga menambahkan pencegahan bisa dilakukan dengan pemenuhan MPASI gizi lengkap, vitamin A 2x setahun, jangan mencium bayi atau balita ketika keluarga batuk dan pilek, jika ingin memegang anak harus mencuci tangan dengan sabun.