3 Cara untuk Membantu Anak dengan Ketidakmampuan Belajar Mendapatkan Prestasi

anak belajar — Ilustrasi/copyrightshutterstock/jirasaki

Fimela.com, Jakarta Siswa memiliki berbagai macam kemampuan dan tingkat keahlian. Untuk alasan ini, kebanyakan pendidik tahu bahwa mereka terkadang perlu menyesuikan gaya mengajar mereka dengan murid di kelasnya. Namun, ketika seorang siswa dengan ketidakmampuan belajar memasuki kelas, ini menjadi lebih penting karena ketidakmampuan siswa tersebut akan memengaruhi jenis dukungan yang mereka perlukan agar berhasil dalam studi akademis mereka. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan ketidakmampuan belajar berhasil dalam studi akademi di sekolah.

Kenali Tanda-tanda Lebih Awal

Indentifikasi dini dari potensi ketidakmampuan belajar sangat penting untuk pandangan jangka panjang anak. Untuk mulai menerapkan langkah-langkah siportif sejak dini, sekolah harus mulai menyaring siswa mereka setiap kali siswa baru memasuki sekolah. Dengan cara ini, siswa akan mulai menerima bantuan sebelum mereka kehilangan konsep penting seperti membaca.

Pembelajaran Secara Privat

Ilustrasi mengajar anak-anak./Copyright shutterstock.com/g/GiantPixsPhotogarph

Ketika seorang siswa didiagnosis dengan ketidakmampuan belajar, penting untuk mengembangkan rencana pendidikan individual atau privat yang akan mengindentifikasi bidang-bidang di mana siswa berjuang sehingga dukungan yang tepat diberikan untuk mendorong keberhasilan mereka.

Penjadwalan Fleskibel

Siswa dengan ketidakmampuan belajar seringkali membutuhkan waktu ekstra untuk masuk ke kelas dan menyelesaikan tugas. Seorang siswa yang memiliki ketidakmampuan belajar yang berkaitan dengan pemahaman mungkin membutuhkan waktu tambahan saat mereka mengikuti tes. Selain itu, siswa yang memiliki gangguan perhatian mungkin perlu lebih sering istirahat dari pekerjaannya. Jika ada jadwal fleksibel di kelas, maka frustasi dan stres akan berkurang.

Membantu siswa dengan ketidakmampuan belajar untuk berhasil di sekolah membutuhkan pendekatan menyeluruh yang mencakup jaringan pendukung yang terdiri dari pendidik, administrator sekolah, terapis dan kedua orangtua.