Fimela.com, Jakarta Bahaya penculikan anak kian marak, orangtua harus punya pengawasan ekstra untuk menjaga anak agar tidak terjebak menjadi korban penculikan. Menurut berbagai penelitian tentang human trafficking, didapatkan informasi bahwa salah satu faktor yang mendukung perdagangan anak ialah rendahnya pengawasan orangtua.
Orangtua yang lalai akhirnya memberikan kelonggaran bagi pihak-pihak tidak bertanggungjawab untuk melancarkan aksi penculikan. Maka dari itu, dalam kondisi apapun, anak harus selalu diawasi apalagi jika umurnya masih sangat kecil dan memang belum mampu secara fisik untuk menjaga dirinya sendiri.
Advertisement
BACA JUGA
Hal ini bukan berarti orangtua memberikan pengekangan tetapi justru memproteksi anak agar senantiasan aman dan terhindar dari bahaya kriminal. Untuk itu, orangtua harus tahu tips ataupun cara untuk mengawasi anak agar tidak menjadi korban penculikan.
Fimela.com kali ini akan mengulas tips mengawasi anak agar terhindar dari bahaya penculikan. Ulasan ini bisa menjadi panduan bagi orangtua untuk melakukan penjagaan pada anaknya. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Membangun Komunikasi yang Baik dengan Anak
Pertama, tips mengawasi anak agar terhindar dari bahaya penculikan ialah dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak. Orangtua akan sulit mengawasi anak jika hubungan keduanya tidak harmonis dan tidak terbuka. Maka dari itu, langkah awalnya adalah membangun komunikasi terlebih dahulu.
Jika komunikasi antara anak dan orangtua sudah baik dan efektif, maka kemanapun dan bersama siapapun anak pergi, pasti akan meminta izin serta mengabari orangtua terlebih dahulu. Adanya komunikasi yang efektif ini dapat membuat anak juga menjadi lebih patuh dan jujur pada orangtua sehingga dampaknya dapat memperkecil risiko bahaya penculikan pada anak.
Menasehati Anak agar Waspada Terhadap Orang Asing
Kedua, tips mengawasi anak agar terhindari dari bahaya penculikan ialah menasehatinya sekaligus mengajari anak untuk waspada dan berhati-hati dengan orang asing yang tidak dikenal. Ajarkan pada anak untuk tidak mudah percaya dengan orang yang baru saja ditemui.
Beri tahu juga pada anak apa bahaya ketika mengiyakan ajakan orang asing. Ajarkan pesan tersebut secara berulang sehingga anak menjadi ingat dan paham bahwa ia harus berhati-hati dan waspada terhadap orang asing.
Advertisement
Mengajarkan Cara Menolak Pemberian dari Orang Asing
Ketiga, tips mengawasi anak berikutnya ialah mengajarinya cara untuk menolak pemberian apapun dari orang asing. Sakah satu modus untuk menculik anak biasanya adalah memberikan sejumlah barang kesukaan seperti, boneka dan makanan agar anak mau menurut pada pelaku penculikan.
Nah, sudah menjadi tugas orangtua untuk memberikan edukasi pada anak agar tidak mudah menerima pemberian yang diberikan oleh orang asing. Ajarkan anak bagaimana caranya menolak sekaligus meminta pertolongan ketika pemaksaan mulai terjadi. Edukasi semacam ini penting, apalagi ketika anak sudah mulai tumbuh beranjak remaja yang punya banyak aktivitas diluar rumah.
Tidak Pernah Meninggalkan Anak Sendirian
Keempat, tips mengawasi anak agar terhindar dari bahaya penculikan ialah dengan tidak meinggalkannya sendirian di tempat umum. Jika orangtua sedang bepergian bersama anak, pastikan selalu anak tetao berada dalam pengawasan. Bisa dengan cara digandeng tangannya, bisa juga dengan berjalan dibelakang anak sambil mengawasi.
Seringkali penculikan terjadi di tempat umum ketika orangtua justru sibuk berbelanja sementara anak sibuk mencari barang lain tanpa diawasi oleh orangtua. Oleh karena itu, jangan pernah meninggalkan anak sendirian dan selalu awasi pergerakan anak ketika sedang berada di tempat umum.
Advertisement
Membangun Kerjasama dengan Pihak Sekolah dan Masyarakat Setempat
Terakhir, tips mengawasi anak yang kelima agar anak senantiasa terhindari bahaya penculikan ialah membangun kerjasama yang baik dengan pihak sekolah dan masyaralat setempat. Bisa jadi orangtua tidak bisa mengawasi anak selama 24 jam penuh, maka diperlukan bantuan dengan membangun komunikasi yang baik antara orangtua dan pihak sekolah.
Orangtua bisa menitipkan anaknya pada sekolah dan guru atau penjaga sekolah sehingga gerak gerik anak tetap dapat diawasi. Komunikasi juga bisa dibangun dengan warga setempat di lingkungan rumah dalam rangka berjaga-jaga ketika anak bermain diluar rumah.