Fimela.com, Jakarta Di masa pandemi seperti ini, pemerintah menganjurkan untuk melakukan belajar daring hingga akhir tahun. Melakukan belajar daring memang dinilai lebih efektif karena tidak memerlukan tatap muka dan mengurangi risiko paparan virus.
Di sisi lain, belajar daring juga menemui tantangan bagi proses pembelajaran anak. Di mana orangtua harus mendampingi anak selama pembelajaran agar materi yang diberikan guru secara daring bisa diterima dengan baik.
Advertisement
BACA JUGA
Belum lagi masalah koneksi dan infrakstruktur yang tidak memadai membuat anak, orangtua, bahkan guru menjadi stres. Membuat belajar daring tidak lagi efektif. Meski belajar daring terlihat melelahkan, orangtua bisa mendukung anak bukan hanya dalam hal pendampingan. Melainkan juga dukungan agar anak tetap bisa fokus dan semangat mengikuti pembelajaran.
Seperti yang diutarakan Saskhya Aulia Prima, M.Psi pada sebuah acara virtual bahwa pertama-tama orangtua harus memahami seberapa lama anak memiliki rentang waktu fokus. Anak-anak terutama yang masih berusia di bawah 10 tahun memiliki rentang waktu fokus yang cukup pendek.
Advertisement
Rentang waktu fokus yang pendek
Rentang waktu fokus anak bisa dihitung dengan umur anak di kali dua. Sehingga jika anak berusia 8 tahun berarti ia hanya memiliki rentang waktu fokus sebanyak 16 menit.
Setelah rentang waktu fokusnya habis, anak membutuhkan waktu istirahat untuk mengisi kembali tenaga dan semangat yang dibutuhkan agar bisa mengikuti sesi berikutnya.
"Supaya mereka semangat lagi ke sesi berikutnya, orangtua bisa melakukan sentuhan dengan anak. Bisa dengan bermain pijat-pijatan yang menggunakan krim tangan. Buat kegiatan relaksasi semenyenangkan mungkin bagi anak," ungkap Saskhya.
Efek sentuhan pada belajar daring
Sentuhan yang diberikan orangtua ke anak maupun sebaliknya juga bisa menjadi sarana relaksasi yang mudah dan baik. Tidak hanya sekadar memberikan efek relaksasi, sentuhan juga meningkatkan ikatan antara orangtua dan anak.
Ikatan atau bonding yang semakin kuat antara anak dan orangtua tidak hanya bicara soal kedekatan. Melainkan juga berdampak pada pertumbuhan otak anak yang lebih optimal.
Advertisement
Simak video berikut ini
#changemaker