Fimela.com, Jakarta Selain menjadi momen yang indah, melahirkan juga bukanlah proses yang mudah. Bahkan, setelah melahirkan tak jarang menciptakan suatu pengalaman traumatis dalam hidup seseorang, yang disebut dengan istilah Post-natal Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
BACA JUGA
Advertisement
Tak hanya dialami istri, proses persalinan yang berat ini ternyata bisa juga menjadi pengalaman traumatis bagi suami. Bahkan bisa mengarah pada Post-natal PTSD. Meski persentasenya masih sangat kecil, yakni kurang dari 5%, kondisi ini tetap perlu diwaspadai para ayah baru.
Lalu faktor apa yang membuat suami trauma dan stres setelah istri melahirkan? Berikut ulasanya, dilansir dari siaran pers Teman Bumil.
1. Pengalaman pertama menyaksikan proses melahirkan
Psikolog Ajeng Raviando, faktor utama Post-natal PTSD pada pria biasanya dialami setelah melalui pengalaman pertama menyaksikan proses melahirkan secara langsung.
"Banyak orang kan tidak menyangka, buat pria terutama, bahwa proses melahirkan 'semengerikan' itu. Apalagi kalau misalnya dalam proses kelahiran itu terjadi sesuatu yang urgent dan di luar prediksi, jadinya suami ini bisa trauma," jelas Ajeng melansir dari Teman Bumil.
Advertisement
2. Kondisi tidak terduga
Tak sedikit para suami yang sudah mempersiapkan diri menjelang persalinan buah hatinya. Misalnya, dengan mempelajari hal-hal seputar persalinan dan mempersiapkan mental, sehingga bisa mendampingi sang Istri bersalin.
Nyatanya, banyak hal bisa terjadi di luar perkiraan. Proses persalinan kadang mendatangkan komplikasi tidak terduga, misalnya perdarahan hebat atau proses persalinan yang sangat lama. Kondisi yang tidak direncanakan ini membuat calon bapak mengalami trauma.
3. Reaksi Istri
Selain itu, Ajeng menambahkan, reaksi istri juga bisa menjadi pemicu seorang suami mengalami Post-natal PTSD. "Jadi misalnya pas proses melahirkan istrinya sangat kesakitan, menjerit sampai menangis. Emosi ini bisa menular ke suami dan membekas setelahnya. Walau dia tidak merasakan secara langsung, tapi dia menyaksikan dan itu bisa sangat traumatis," ujar Ajeng.
Rasa ketidakberdayaan untuk membantu istri dan bayinya, terutama ketika proses persalinan disertai penyulit atau komplikasi, bisa memicu trauma pada suami.
#Changemaker