Fimela.com, Jakarta Physical distancing atau menjaga jarak fisik antar orang lain menjadi salah satu pencegahan virus corona semakin luas. Oleh karenanya Pemerintah menghimbau jika bekerja, ibadah, dan sekolah kini dapat dilakukan di rumah.
Aktivitas belajar di rumah pun kini dilakukan anak-anak sekolah dengan menggunakan pembelajaran secara online. Tentu hal ini pun menjadi tantangan baru bagi para orangtua, untuk membiasakan anak-anak belajar secara online.
Menurut Psikolog Penny Handayani, M.Psi tantangan yang dihadapi adalah bagaimana membuat standar pembelajaran anak yang setara dengan anak-anak lainnya atau perubahan suasana.
Advertisement
BACA JUGA
"Di sekolah, ada guru yang bisa memperhatikan kegiatan mereka sehari-hari, tetapi ketika di rumah, standar pembelajaran akan sangat bergantung pada dengan siapa mereka belajar. Cara orang tua akan berbeda-beda, terlebih lagi anak diserahkan ke orang lain dalam proses belajar-mengajarnya, semisal ART atau kakak yang lebih tua. Serta perubahan suasana dari sekolah yang memiliki jam pelajaran yang jelas, berbeda dengan di rumah," ujar Penny saat dihubungi Fimela.com.
Psikolog Penny juga menegaskan pengawasan orang tua dan komunikasi dengan guru menjadi penting untuk tetap mempertahankan standar pembelajaran anak. Agar belajar di rumah menyenangkan. Penny mengatakan alat pembelajaran menjadi penting untuk diperhatikan, bagaimana menjaga anak untuk tetap semangat dan tidak bosan.
Penggunaan teknologi semacam youtube untuk aktivitas olahraga yang menyenangkan menjadi alternative yang bisa dipertimbangkan, pengunaaan aplikasi tatap muka untuk kelas online juga sangat membantu, akan tetapi, kepemilikan sumber daya menjadi berpengaruh dalam proses ini, karena tidak semua anak memiliki akses terhadapnya, atau kalaupun ada, tidak semua orang tua mampu mengoperasikannya, sehingga di sini proses belajar anak juga menuntut orangtua untuk tanggap terhadap hal-hal baru terkait teknologi pendukung.
Advertisement
Tips Belajar di Rumah
Psikolog Penny pun memberikan tips belajar online lebih menyenangkan untuk anak;
1. Rencanakan target belajar anak
Planning is a big part of expectation management. Harus disadari penuh bahwa tidak mungkin situasi dan kondisi ideal belajar di sekolah akan sama situasinya dengan belajar di rumah. Buatlah adaptasi dan target belajar yang realistis, sesuai dengan kondisi rumah. Pertimbangkan faktor seperti: siblings yang mungkin akan mengganggu kegiatan belajar, tugas domestik yang harus diselesaikan oleh orang tua, tuntutan pekerjaan dari WFH yang juga harus menjadi prioritas.
"Jika memungkinkan karena anak sudah cukup besar, maka libatkan anak ketika membuat target belajar. Dengan demikian, anak menjadi merasa terlibat dan bertanggungjawab dengan jadwal yang sudah dibuatnya," papar Penny.
2. Ajarkan tanggung jawab
Tekankan tentang tanggung jawab anak terhadap tugasnya. Hal ini akan membuat beban tanggung jawab menjadi terbagi antara anak dan orang tua.
3. Tetap pertahankan ritual yang sama seperti biasanya
Bangun pagi, mengerjakan tugas baru, baru ijinkan anak untuk bermain. Adanya konsistensi dan situasi yang terprediksi membuat anak lebih aman dan tidak cemas dengan perubahan situasi belajar yang ada. Hal ini akan sangat berguna ketika anak kembali pada rutinitasnya di sekolah.
4. Orangtua harus sabar
Orang tua sebagai tutor harus lebih sabar. Memposisikan diri sebagai guru dan bukan orang tua akan sangat membantu agar emosi dapat lebih teregulasi. Disamping itu, selalu membuat pengajaran berbasis kasih sayang. Hal ini membuat anak tetap merasa aman dan nyaman dengan situasi belajar di rumah dan pandemic yang menekan.
5. Pelajari kekuatan dan kelemahan anak
Gunakan metode belajar yang ia sukai guna membuatnya tetap tertarik dengan kegiatan belajar. Kreatiflah dalam mengajar, gunakan apapun asalkan tujuan dan target belajar tercapai, dengan adaptasi dan pemakluman tentunya.
6. Manfaatkan aplikasi
Gunakan aplikasi agar anak tertarik daripada metode belajar konvensional, seperti di sekolah. Anak-anak memang biasanya lebih tertarik dengan pembelajaran mengunakan gawai karena adanya animasi visual dan auditori yang menyenangkan. Pada saat ini, adalah waktu yang tepat untuk memberikan kompensasi atas KBM konvensional, yang tidak bisa dilakukan sekolah biasa.
#changemaker