Fimela.com, Jakarta Anak introvert bukanlah anak pemalu. Seorang anak dengan temperamen introvert selalu membutuhkan waktu untuk sendiri demi mengisi kembali energi tubuh mereka. Sebagai orangtua, kita punya peran untuk membangun pola asuh yang tepat untuk anak introvert.
Anak introvert punya beberapa ciri dan kecenderungan tertentu. Orangtua perlu memahami temperamen anak untuk membantunya tumbuh menjadi pribadi yang bahagia dan memaksimalkan potensi terbaik mereka dalam hidup. Ada sejumlah hal penting yang perlu dipahami terkait pola asuh untuk anak introvert.
Advertisement
BACA JUGA
Ciri-Ciri Anak Introvert
Melansir buku The Introvert Advantage karya Marti Olsen Laney, Psy.D., jika anak lebih condong ke arah introvert, kemungkinan besar ia akan:
1. Mengamati dan mendengarkan sebelum bergabung ke dalam suatu aktivitas.
2. Menaruh fokus yang mendalam terhadap subjek yang mereka sukai.
3. Menikmati suasana kesendirian di dalam kamarnya. Mereka merasa tersegarkan dengan introspeksi diri
4. Hanya bicara setelah berpikir dalam-dalam.
5. Sangat menghargai ruang pribadi dan tidak suka jika ada seseorang yang duduk terlalu dekat dengannya, atau masuk ke kamar mereka tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
6. Menujunjung tinggi privasi, dan untuk mengetahui perasaan serta apa yang mereka pikirkan, kita harus bertanya dahulu.
7. Membutuhkan pembuktian; mungkin memiliki keraguan atas diri mereka sendiri yang tidak rasional.
8. Banyak bica hanya bila topiknya menarik bagi mereka, atau jika mereka nyaman dengan orang-orang yang mereka ajak bicara.
Advertisement
Beri Kesempatan bagi Anak untuk Memiliki Waktu Pribadi
Bagi anak-anak introvert, kebanyakan aktivitas membutuhkan energi. Mereka butuh waktu untuk sendiri di antara kegiatan mereka sehari-hari. Memiliki waktu pribadi sangat membantu anak mengisi ulang energinya. Untuk itu, kita perlu memberinya ruang dan kesempatan tersebut supaya anak bisa berkembang dengan baik.
Hindari Tindakan yang Mempermalukan dan Menyalahkan Anak Introvert
Anak-anak introvert cenderung lebih sensitif terhadap kemarahan dan ketidaksetujuan. Saat mereka kesal, mereka cenderung akan makin menutup diri. Bahkan mereka akan terus menerus memikirkan insiden yang terjadi. Biasanya anak introvert merasa tertekan karena dianggap berbeda dari kebanyakan temannya. Padahal anak introvert punya potensi dan kelebihannya sendiri. Orangtua sebaiknya tidak melakukan tindakan yang cenderung mempermalukan dan menyalahkan anak introvert. Sebab hal itu hanya akan membuat anak introvert makin merasa tertekan dan tidak dicintai.
Bantu Anak untuk Memahami Perasaannya
Kebanyakan anak introvert perlu terlebih dahulu mengamati selama beberapa menit sebelum mereka mengikuti atau bergabung kembali dalam sebuah aktivitas. Katakan pada mereka, “Tidak apa-apa jika kamu ingin mengamati dulu sebelum bergabung bersama mereka lagi.” Penelitian menunjukkan bahwa cara terbaik untuk bergabung dengan sebuah kelompok adalah dengan melakukan kontak mata dengan seseorang, memberikan senyuman, lalu ikuti kegiatan mereka tanpa menarik perhatian mereka, kemudian ajukan pertanyaan yang relevan.
Kita perlu membantu anak untuk bisa memahami perasaannya. Dengan begitu, anak bisa merasa lebih percaya diri. Bahkan potensi-potensi terbaik dalam dirinya bisa ia maksimalkan dan kembangkan dengan lebih optimal. Yang tak kalah penting adalah bantu anak untuk mengetahui bahwa kita mencintainya seutuhnya.
#ChangeMaker