Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data WHO, terdapat 10 negara menyumbang 60 persen kelahiran prematur di dunia. Indonesia pun menempati peringkat ke-5 tertinggi kelahiran prematur.
Komplikasi yang terjadi dalam kelahiran prematur menyebabkan 27.800 anak usia balita meninggal dunia. Padahal, anak lahir prematur dapat memiliki kesempatan tumbuh kembang yang sama asalkan tata laksananya tepat.
dr. M. Azharry Rully S, SP.A, Dokter Spesialis Anak mengatakan hal pertama yang harus dipastikan ialah stabilisasi atau membuat si kecil tetap bernafas.
Advertisement
"Hal pertama tentu memastikan anak tetap bernafas seperti dapat menggunakan ventilator," paparnya dalam acara Danone di Jakarta.
BACA JUGA
Setelah itu, pastikan anak bertumbuh dengan baik. Tidak mengalami turun berat badan secara drastis. Lalu, buatlah anak senyaman mungkin. "Anak yang lahir lebih cepat pasti punya utang sembilan minggu di dalam lahir. Jadi kita tetap membuatnya nyaman, seperti tidak berisik, tidak banyak lampu, serta kehadiran keluarga sangat penting," paparnya.
Ibu juga dapat memperaktikan metode kangguru, yaitu menghangatkan anak baru lahir menggunakan suhu tubuh ibu atau anggota keluarga lainnya. Bahkan, metode ini dapat meningkatkan berat badan bayi dengan cepat dan memperkuat ikatan antara orangtua dan anak.
Advertisement
Nutrisi
Anak prematur kehilangan masa pertumbuhan yang seharusnya terjadi saat masih di dalam kandungan. Nutrisi yang diterima pada minggu-minggu awal setelah kelahiran diperlukan untuk membantu mengejar tumbuh, sehingga mengurangi risiko terjadinya masalah dalam tumbuh kembang si kecil.
"Kerena kondisi kesehatannya, anak prematur atau berat lahir rendah lebih rentan mengalami hiportermia. Jadi pastikan setelah memandikan, anak benar-benar kering," papar dr Azharry.
dr. Azharry juga menyarankan untuk menjaga berat badan anak setelah lahir, ASI diberikan sesering mungkin, setidaknya dua jam sekali.
Jika anak belum bisa menyusui, maka ASI perah dapat dberikan. "ASI dapat meningkatkan imunitas dan perkembangan tubuh anak," tambahnya.
Dan jangan lupa untuk selalu memantau pertumbuhan anak menggunakan grafik pertumbuhan. Dan periksa mata, telinga, tulang, anemia, hingga USG kepala.
#Growfearless with Fimela