Fimela.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, ramai di social media menyoal instagram stories yang dibagi oleh Jouska. Tentang kehidupan 'sekolah' anak zaman sekarang. Dari sekadar pamer 'outfit' yang dipakai hingga moda transportasi anak ke sekolah pun menjadi bahan bahasan.
Sebenarnya, ketika menjadi orang tua tujuan kita memberikan yang terbaik untuk anak memang karena sayang atau justru sedang mendewakan gengsi? Demi terlihat 'berhasil' di mata orang lain. Tanpa kita sadari membuat kita lupa dan akhirnya terjebak dalam gengsi.
Rela menghabiskan uang jutaan rupiah agar diterima di lingkungan dan tanpa melihat manfaat mengapa harus belanja ini dan itu. Menyekolahkan ke tempat yang 'mahal' tanpa memertimbangkan pendapatan yang dimiliki. Yang paling penting, anak sekolah di tempat yang mahal sehingga dapat mengangkat gengsi orangtua.
Advertisement
Advertisement
Anak adalah Lembar Kosong, Orang tua yang akan Membentuknya
Anak ibarat kertas kosong, mau jadi apa kita sebagai orangtua yang akan membentuknya. Pendidikan dasar anak ada pada keluarga bukan di sekolah. Maka sebaiknya, dasari anak dengan pendidikan terbaik dari lingkungan terkecilnya yaitu keluarga.
Ajarkan anak untuk menghargai uang, menilai barang dari manfaatnya bukan dari harganya. Anak pun akan menjadi lebih bijak dan lebih menghargai orang lain.
Orang tua adalah panutan bagi anak, maka sepatutnya orangtua bisa menjadi panutan yang baik untuknya. Anak akan senantiasa menikuti orangtuanya. Untuk itu berikan hal yang positif untuknya.
Berikan yang Terbaik Tanpa Memaksakan Kehendak
Anak memiliki hak untuk menentukan pilihan. Jangan memaksakan ego sebagai orangtua sehingga mengatur apa yang menjadi keinginan anak. Selalu diskusikan, jangan paksakan anak menjadi alat pamer untuk ego sebagai orangtua.
Memberikan yang terbaik untuk anak memang penting. Namun jangan lupa untuk memberikan pengertian, bahwa hal di dunia tidak selalu diukur dari materi. Jadi, sudah bijakkah kita menjadi orang tua?
Advertisement