Fimela.com, Jakarta Air ketuban secara umum akan pecah menjelang kelahiran di mana usia kandungan sudah sampai 9 bulan. Namun, tidak sedikit kasus di mana ibu mengalami air ketuban pecah di usia kandungan yang masih dini yakni 7 hingga 8 bulan kehamilan.
Melansir dari laman babycenter.com, ada banyak hal yang menyebabkan air ketuban pecah dini atau lebih cepat dari waktunya. Penyebab tersebut mulai dari posisi janin yang kurang tepat, adanya infeksi di rahim, leher rahim hingga miss v, ibu hamil sedang menjalani operasi atau biopsi serviks, pola hidup yang tak sehat, ibu hamil terjatuh atau mengalami cidera fisik dan masih banyak lagi.
Advertisement
Dampak Air Ketuban Pecah Dini
Mengenai air ketuban pecah, ini memiliki dampak yang mengerikan bagi kehamilan terutama bagi janin di kandungan. Karena insiden air ketuban pecah, kuman bisa bermigrasi ke dalam kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi. Ketika kandungan terinfeksi, ini bisa sangat berbahaya buat pertumbuhan, perkembangan bahkan nyawa bayi.
Akibat ketuban pecah dini selanjutnya adalah risiko bayi lahir prematur. Agar permasalahan pada bayi tidak semakin parah, biasanya dokter menyarankan agar ibu yang mengalami ketuban pecah dini segera melakukan persalinan.
Para ahli juga mengungkapkan jika masalah ketuban pecah dini bisa menyebabkan risiko terjadinya retensi plasenta. Jika terjadi hal ini, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan pendarahan postpartum atau pendaragan lewat miss v dalam waktu 24 jam hingga 6 minggu setelah melahirkan. Volume air ketuban yang terlalu sedikit di rahim akibat ketuban pecah dini, ini juga bisa menyebabkan janin mengalami cidera otak bahkan kematian.
Itulah dampak berbahaya dari air ketuban pecah dini. Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga kita semua bisa terhindar dari masalah ini dengan menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan.