Fimela.com, Jakarta Pertengkaran kakak adik di rumah biasanya tidak membahayakan karena seringkali hanya masalah sepele. Meksi begitu pertengaran saudara di rumah sebaiknya tidak ditanggapi remeh begitu saja karena beberapa permasalahan pertengkaran bisa jadi merusak persaudaraan.
Dibutuhkan kepekaan orangtua untuk bisa menilai mana pertengkaran 'sayang' dan mana pertengaran yang 'beracun'. Jika ingin anak-anak di rumah akur dan rukun, ini yang bisa dilakukan orangtua, seperti dilansir dari Kid's Health.org.
1. Tetapkan aturan
Advertisement
Buat aturan dasar untuk menetapkan bahasan sikap yang bisa diterima saat bertengkar seperti misalnya tidak ada kata-kata umpatan, membanting pintu, teriak-teriak atau lempar-lempar barang. Jika sudah melebihi batas ini, orangtua harus turun tangan untuk melerai dan memberi hukuman.
2. Mendorong anak menyelesaikan masalahnya sendiri
Orangtua tak harus selalu turun tangan setiap muncul pertengkaran. Anak harus belajar bertanggung jawab atas perbuatannya, begitu juga dalam menyelesaikan pertengkaran. Dudukkan keduanya, tanya apa masalahnya dan saling minta maaf.
3. Kapan harus memukul rata dan kapan tidak
Memang lebih baik jika permasalahan diputuskan secara adil, tidak semua masalah harus dipukul rata. Beberapa hal perlu dinilai berat sebelah tergantung masalahnya. Bukan berarti memihak, namun ketahui kapan harus memberi ketegasan.
4. Memberi perhatian yang sama
Seringkali pertengakran kakak adik muncul karena adanya kecemburuan, pastikan memberi perhatian yang sama sehingga anak tidak berkompetisi merebut perhatian. Pastikan mereka tahu bahwa mereka sama pentingnya dan mendapat porsi cinta yang sama dari kedua orangtua.
5. Lebih banyak waktu bersama
Anak-anak yang akur didukung pula dengan banyaknya waktu yang dihabiskan bersama, seperti misalnya liburan bersama, jalan-jalan bersama dan lainnya. Semua mendapat waktu bersenang-senang yang sama sehingga bisa membangun kedekatan dan perasaan sependapat.
Ketahui juga bahwa setiap anak punya hak menikmati waktunya sendiri tanpa gangguan oarngtua atau kakak/adiknya. Dengan menegtahui batasan dan kapan harus melakukan sesuatu, kakak adik bisa menjaga keseimbangan hubungan di dalam keluarga.