Hubungan Seksual Penderita Autis (Part 2)

Penderita autis memiliki perkembangan biologi yang sama dengan orang normal. Hanya saja mereka memiliki kekurangan dalam hal kedewasaan dan kemampuan untuk berinteraksi sosial secara responsif dengan pasangan mereka.

Sebagaimana dilansir dari soc.ucsb.edu mengatkan sebenarnya mereka memiliki gairah terhadap hubungan jangka panjang, kegiatan intim, atau kontak seksual. Namun semua hal itu mereka sembunyikan karena kurangnya rasa percaya diri.

Seseorang yang pernah menjadi pasangan seorang penderita autis mengungkapkan bahwa penderita autis jarang sekali aktif dalam komunikasi secara intim atau mereka memiliki kesulitan secara fisik, atau kadang justru terlalu aktif dalam gairah seksual sehubungan dengan tingginya sensor panca indera mereka ketika mendapat rangsangan.

Disebabkan oleh beberapa keadaan tersebut nih ladies, kebanyakan penderita autis berperan pasif dalam hubungan percintaan mereka dan mereka juga terlihat kurang mendapat pendidikan seksual yang baik.

Akan tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk mendapatkan haknya dalam memperoleh pengalaman seksual apabila mereka mampu untuk melakukannya. Mereka juga berhak untuk memiliki bayi dan merawatnya. Sebagaimana seseorang yang berintelektual normal memiliki hak untuk melakukannya. Justru seseorang yang menderita autis harus mendapat bimbingan seksual yang khusus agar mereka tidak menjadi korban pelecehan seksual.

Merupakan kewajiban dari keluarga, sekolah dan penyedia layanan bimbingan anak autis untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pubertas, seksual dan jalinan asmara. Penderita autis harus memahami bahwa menjalin hubungan asmara adalah tindakan yang boleh dilakukan.

Mungkin saja mereka akan bertanya tentang hal-hal seksual dan sangatlah penting bagi mereka untuk mendapatkan jawaban yang benar. ciptakanlah tempat di mana mereka bisa mendapatkan jawaban secara jujur dan tepat.

Oleh: Muhammad Hilmy