Bunda, penyakit lupus atau autoimun merupakan kondisi dimana tubuh memproduksi antibodi berlebih dan justru menyerang sel – sel sehat. Sayangnya, penyakit ini memang umumnya menyerang wanita. Nah, bagaimana jadinya jika Bunda sedang mengandung dan mengalami gejala lupus?
Bunda perlu melakukan pemeriksaan rutin pada dokter kandungan Bunda secepatnya, ya. Hal ini untuk memastikan dan mendeteksi semua gejala lupus secara cepat serta mengontrolnya. Sehingga, Anda dapat menjalani kehamilan dengan sehat.
Memang ada kalanya lupus bisa mengganggu jalannya kehamilan yang memicu terjadinya keguguran, gangguan perkembangan janin, atau bayi lahir meninggal. Kehamilan juga bisa memperburuk kondisi lupus sang penderita. Namun, seperti yang terlangsir dalam ayahbunda.co.id, sebenarnya pasien lupus bisa tetap hamil dan berjalan lancar, asal disertai kerja sama yang baik antara si penderita itu sendiri, dokter penyakit dalam (internis) serta dokter kandungan.
Advertisement
Misal, pemeriksaan kehamilan dan kondisi lupus harus dilakukan secara teratur. Dengan demikian, bisa segera dideteksi dan ditangani jika terjadi sesuatu saat hamil. Dokter tentu akan memilih obat-obatan yang tidak berpengaruh buruk pada kehamilan dan janin.
Laman parentindonesia.com juga melangsir bahwa meski Bunda menderita lupus, tidak perlu berkecil hati. Dr. Zubairi mengatakan bahwa sebagian besar pasien penderita lupus bisa tetap memiliki anak. Dan, yang lebih menggembirakan adalah kenyataan bahwa lupus bukan penyakit turunan. “Ini berdasarkan fakta bahwa hanya ditemukan 7 persen kasus anak yang terserang lupus dari ibu yang mengidap lupus,” kata sang Dokter.
Yang sangat perlu Bunda lakukan, baik saat sedang hamil maupun sesaat setelah melahirkan, adalah memeriksakan diri secara rutin pada dokter karena dengan pengobatan yang teratur dan tepat. Jadi, Bunda dapat melalui masa kehamilan dengan baik.
Oleh: rosy
(vem/ver)