Di dalam Islam, hubungan suami istri, meskipun sudah halal, atau tidak berdosa jika ingin berhubungan intim dan melakukan aktivitas seksual lainnya, tetap saja masih ada batasan-batasan yang patut diperhatikan dan dilaksanakan sebisa mungkin. Banyak sekali kitab-kitab yang tersebar, karangan para ulama dan telah disetujui para ulama lain pula, yang meringkas tata cara berumah tangga yang tidak menyalahi hak dan kewajiban sebagai suami dan istri.
Diungkap oleh cahayawahyu.wordpress.com, ketika Anda berhubungan intim dengan pasangan, Islam menyarankan dalam hadis Rasul SAW, “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR. At-Tirmidzi).
Kodrat manusia yang jelas-jelas bukan hewan, sudah sepantasnya Anda gunakan sebaik-baiknya dan tidak mengotori kehormatan diri sendiri dengan melakukan kegiatan sehari-hari (re: bercinta) seperti hewan yang di mana dalam pandangan islam, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna dari pada ciptaan-ciptaan lainnya.
Advertisement
Dilansir oleh qurandansunnah.wordpress.com, disebutkan pula dalam sebuah hadis Rasul SAW yang diriwayatkan oleh At Tirmidzy dan An Nasa’i meriyawatkan dari Ibnu Abbas ra yang artinya:
“Allah tidak akan melihat kepada seseorang yang mendatangi laki-laki atau perempuan di duburnya.”
Dewasa ini, Anda pasti banyak menemukan posisi bercinta seperti anal sex, yang memasukkan Mr P dari belakang (dubur). Ini sangat berkaitan dengan hadis itu. Manusia yang memiliki akal, seharusnya tahu di mana tempat yang benar untuk penetrasi Mr P (yakni Ms V). Lubang dubur adalah tempat di mana kotoran Anda keluar. Sangat bertentangan dengan Islam, jika membuat dubur layaknya Ms V.
Oleh: Afif Mukminin
(vem/riz)