Emboli ketuban. Salah satu komplikasi yang paling dikhawatirkan ketika ibu menjalani proses persalinan. Yang disayangkan adalah, tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali sama dengan beberapa gejala komplikasi yang lainnya. Yang pastinya, akan menyulitkan tenaga medis yang menanganinya.
Namun, seberapa tinggikah frekuensi terjadinya emboli ketuban ini, Ladies?
Menurut yang dituturkan oleh Dr. Lisa Moore dari Obstetrics and Gynecology, The University of Mississippi melalui babyzone.com, aminiotic fluid embolism (AFE) atau emboli ketuban ini adalah suatu kondisi darurat yang berhubungan dengan kandungan, yang frekuensi terjadinya tidak terlalu tinggi.
Advertisement
Statistik menunjukkan kalau 50% pasien yang mengalami emboli ketuban ini meninggal setelah satu jam sejak beberapa tanda ditunjukkan oleh ibu. Kalaupun selamat dari emboli ketuban ini, ibu hamil akan mengalami kelainan sistem saraf secara permanen.
Lalu, 2 fase apakah yang dimaksud?
Menurut Dr. Moore, fase yang pertama adalah ibu akan mengalami kesulitan bernafas dan juga tekanan darah tinggi yang sudah lumayan parah. Ini akan lanjut ke kondisi selanjutnya, yaitu adanya gangguan pada jantung, yang menyebabkan ibu akan mengalami koma.
Walaupun banyak ibu yang tidak bisa survive dari fase pertama ini, sekitar 40 persen bisa sampai kepada fase yang kedua. Di fase yang kedua ini, ibu akan menggigil, batuk-batuk, dan juga muntah-muntah. Selain itu, juga akan terjadi pendarahan, karena darah yang sulit sekali membeku. Parah, kan?
Emboli ketuban? Jauh-jauh ya.
Oleh: Septia Ningrum
(vem/ver)