Seringkali infeksi HIV/AIDS yang terjadi pada anak-anak yang masih berusia dini terjadi sebagai akibat dari mother-to-child-transmission atau penularan dari ibu yang menderita infeksi HIV/AIDS kepada anaknya. Diperkirakan hanya terdapat 1.5 sampai 2 persen saja penularan HIV/AIDS dari ibu kepada anak melalui kehamilan.
Seperti dikutip dari laman patient.co.uk, sebagian besar penularan dari ibu kepada anak terjadi karena transmisi darah pada masa maternofetal dan menyusui pada masa postnatal.
Semua wanita hamil, tanpa terkecuali, disarankan untuk melakukan screening untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit menular seksual seperti HIV, syphilis, dan hepatitis B pada tubuh mereka. Untuk wanita yang memiliki kehamilan yang cukup sensitif, wanita tersebut boleh menolak untuk melakukan screening HIV; screening HIV baru boleh dilakukan pada saat kehamilannya menginjak usia 28 minggu.
Advertisement
Penularan infeksi HIV/AIDS dari ibu hamil kepada bayinya akan meningkat karena faktor-faktor berikut ini:
a. level maternal viraemia ibu hamil yang semakin tinggi
b. ibu hamil mengalami tanda-tanda infeksi HIV selama kehamilan
c. ibu hamil mengalami chorioamnionitis
d. ibu hamil pernah mengalami penyakit menular seksual lainnya
e. ibu hamil memiliki riwayat penyakit malaria
f. ibu hamil memutuskan untuk melahirkan secara normal
g. kelahiran premature
h. bayi yang lahir berjenis kelamin perempuan
i. anak kembar yang lahir pertama kali
Oleh: Pravianti Ayu Mirantiraras
(vem/riz)