Pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu hamil kepada janin yang sedang dikandungnya dapat dilakukan melalui Highly Active Antiretrovial Therapy (HAART) dan post-natal treatment. Selain kedua treatment tersebut, ibu hamil juga mungkin membutuhkan treatment untuk mencegah pneumocystic pneumonia (PCP).
Seperti dikutip dari laman patient.co.uk, agar mendapatkan hasil yang maksimal dan berhasil, maka ibu hamil yang sudah mendapatkan HAART dan treatment PCP tidak boleh menghentikan treatment yang telah dilakukan tersebut.
Terapi antiretroviral diberikan kepada ibu hamil untuk menekan kemungkinan terjadinya penularan infeksi HIV/AIDS dari ibu kepada bayinya dan untuk mencegah penyakit maternal yang mungkin saja muncul
Advertisement
Selain terapi, obat-obatan antiretroviral (HAART) juga diberikan. Obat-obatan yang diberikan tersebut boleh merupakan kombinasi tiga obat antiretroviral atau lebih. Treatment melalui obat-obatan ini khususnya diberikan kepada ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS pada advanced stage. Treatment melalui obat-obatan ini dilakukan mulai tri semester pertama kehamilan hingga setelah persalinan.
Sedangkan untuk ibu hamil yang tidak membutuhkan treatment HIV, mereka diperbolehkan untuk melakukan HAART pada saat usia kehamilan mencapai 20 minggu. Lamanya terapi hanya sekitar 8 minggu, yaitu hanya sampai usia kandungan mencapai 28 minggu saja dan tidak perlu dilakukan lagi setelah proses persalinan.
Kombinasi terapi antiretroviral memang baik untuk mencegah penularan infeksi HIV/AIDS dari ibu kepada anak, namun janin berpeluang besar untuk mengalami keracunan obat.
Oleh: Pravianti Ayu Mirantiraras
(vem/riz)