Latter-day Saints: Singkirkan Egoisme dalam Hubungan Pasutri

Kaum Mormon mungkin adalah segelintir masyarakat Amerika yang masih mempertahankan kesakralan hal-hal seksualitas dalam kotak pernikahan. Mormon, atau kadangkala disebut sebagai LDS (Latter-day Saints) atau Orang-Orang Kudus Pada Akhir Zaman adalah pecahan kekristenan yang berkembang di Amerika, meskipun menjadi kaum minoritas. Seperti yang telah disebutkan di atas, Ladies, kepercayaan ini memberikan bimbingan penuh bagi kaum pemeluknya akan masalah seputar seksualitas yang pantas menurut mereka.

Pada beberapa artikel sebelumnya, kita telah membahas bahwa kepercayaan ini mengutamakan moralitas seksual dalam mengatur masalah seksualitas pemeluknya. Mengutip dari jefflindsay.com, karena seks hanya dihalalkan dalam pernikahan, maka upaya untuk meneruskan keturunan pun dipAndang sebagai hal utama, Ladies. Menurut mereka, pengalaman seksual tidak dimaksudkan Tuhan hanya sebagai suatu kesenangan yang bisa dibuat main-main atau sebagai alat pemuas nafsu. Jadi Ladies, sepasang suami istri harus tetap menjaga kehidupan seksual mereka dengan sepantasnya.

Lebih lanjut, ajaran ini juga dengan tegas mengatur bahwa istri tidak mempunyai kekuatan apapun atas dirinya, namun dikuasai oleh suaminya. Begitupun sebaliknya, suami tidak mempunyai kekuatan apapun atas dirinya, namun dikuasai oleh istrinya. Jadi, ketika seseorang tidak mempunyai kuasa akan dirinya sendiri, diharapkan ia tidak akan memaksakan kehendaknya pada pasangannya. Sehingga, suami tidak bisa memaksakan berbagai variasi posisi seksual yang tidak disukai istri, dan begitu pula sebaliknya. Dari sini, LDS menekankan komunikasi dan penekanan ego, serta tujuan untuk meneruskan keturunan sebagai panduan utama keintiman seksual pasangan suami istri Mormon.

Ladies, meskipun berbeda keyakinan, kita pun bisa memetik pelajaran dari mereka, lho. Hayo, apa Ladies dan pasangan masih egois ketika bercinta?

Oleh: Adienda Dewi S.