Sama seperti jenis penyakit menular seksual lainnya, genital herpes juga memiliki peluang yang tinggi untuk memberikan gangguan kesehatan pada ibu hamil yang menderita genital herpes. Tak hanya si ibu, bayi yang sedang dikandungnya pun juga tak luput dari bahaya.
Seperti dikutip dari laman cdc.gov, seorang ibu hamil yang diketahui positif terinfeksi HSV-1 maupun HSV-2 harus terus mendapatkan prenatal care visit. Dengan visit yang teratur ini, dokter kandungan akan terus memantau perkembangan kesehatan si ibu hamil dan juga bayi yang sedang ada di dalam rahimnya
Genital herpes yang menginfeksi ibu hamil beresiko tinggi menyebabkan keguguran dan kelahiran prematur. Selain itu, genital herpes yang dialami oleh ibu hamil dapat menyebabkan infeksi yang cukup serius berupa neonatal herpes pada si bayi.
Advertisement
Ibu hamil yang mengalami infeksi genital herpes akan mendapatkan treatment berupa obat-obatan antiviral. Obat-obatan antiviral ini diberikan untuk mengurangi resiko “outbreak”. Pada saat proses melahirkan, wanita yang mengalami genital herpes juga harus mendapat penanganan dan pemeriksaan yang detil.
Apabila gejala-gejala infeksi genital herpes muncul ketika proses bersalin akan berlangsung, maka si ibu tidak diizinkan untuk melahirkan secara normal. Sebagai gantinya, persalinan melalui operasi Caesar adalah tindakan yang akan dilakukan oleh dokter.
Oleh: Pravianti Ayu Mirantiraras
(vem/rsk)