Ladies, Seperti di Asia, benua Afrika pun terdiri dari ratusan suku, sehingga budaya mereka pun sangat beragam. Begitu pula pandangan mereka tentang seksualitas. Jika artikel sebelumnya telah membahas pandangan masyarakat Botswana tentang seks pra-nikah, maka kali ini kita akan mengintip pandangan suku KwaZulu-Natal di daerah yang sama, Afrika Selatan.
Sebuah studi yang dimuat oleh hindawi.com menemukan bahwa di daerah ini, seks benar—benar dianggap sebagai suatu hal yang tabu, terutama untuk dibicarakan. Topik tentang seks hanya akan didiskusikan ketika seorang perempuan menginjak usia pubertas, dan laki-laki dalam persiapan pernikahan. Mereka juga menggunakan berbagai gestur, simbol, dan bahasa slang untuk menggambarkan aktivitas dan organ seksual karena membicarakannya secara langsung dipandang sebagai hal yang tidak terhormat. Uniknya, Ladies, saking konservatifnya masyarakat ini, mereka pun menyebut aktivitas bercinta sebagai ‘shaya’ yang berarti membentur atau memukul. Wah wah..
Tetapi Ladies, ternyata meskipun membicarakan perkara seks adalah hal yang teramat tabu, para pasangan suku Zulu ini malah menganggap wajar menonton film erotis untuk membangkitkan gairah bercinta, lho. Selain itu, meskipun konservatif, gaya bercinta mereka tidak melulu misionaris. Oral seks dan ‘doggy-style’ diakui sebagai hal yang normal dan menyenangkan dalam urusan ranjang. Namun tentu saja, hal-hal ini tidak pernah direkam dalam literatur-literatur mereka.
Advertisement
Kalau begitu Ladies, sepertinya kita tidak bisa mengharapkan adanya ‘pedoman literatur’ tentang gaya bercinta sperti Kama Sutra dalam suku mereka saking tabunya masalah ini, mungkin ya. Berminat untuk meneliti lebih lanjut?
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/rsk)