Readers, seperti yang Anda ketahui, hubungan seks di luar institusi pernikahan dianggap menyalahi ketentuan moral dan nilai agama serta budaya timur. Namun ternyata, peradaban tertua manusia di Babilonia punya anggapan sendiri tentang hubungan seks di luar pernikahan ini.
Dilansir kembali dari infidels.org, kebudayaan Mesopotamia kuno ini memang sudah lama terkenal akan kehidupan seksualnya. Menurut penuturan Herodotus, seorang ahli sejarah pertama dari Yunani yang sempat mengunjungi Babylonia ini, prostitusi diterima dengan sangat luas dalam kehidupan masyarakatnya. Prostitusi memang merupakan salah satu jalan hidup wanita pada zaman itu. Tunggu dulu Readers, lepas dulu kacamata nilai-nilai Anda saat ini, dan selami kebudayaan ini ‘as it is’, ya’.
Bahkan, setiap wanita Mesopotamia pada saat itu, diwajibkan untuk ‘melacurkan’ dirinya sendiri setidaknya sekali dalam seumur hidup. Seorang wanita akan mendatangi kuil dewi Ishtar dan berdiam di sana selama beberapa waktu, hingga seorang asing melemparkan koin ke pangkuannya dan mengatakan “Dewi Mylitta memberkatimu,”. Kemudian, sang wanita harus melakukan hubungan intim dengan orang asing tersebut, dan barulah setelah itu ia dapat pulang kembali ke rumah asalnya.
Advertisement
Jangan terkejut Readers, karena ini memang merupakan salah satu bentuk pelayanan terhadap kuil dewi Ishtar, yang merupakan dewi perang dan cinta. Namun jika sudah diluar pelayanan tersebut, peraturan Babilon akan menghukum perselingkuhan dengan sangat tegas yang melibatkan penenggelaman atau penghilangan nyawa si pelaku.
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/rsk)