Melarang remaja untuk tidak melihat video porno memang susah. Remaja bisa dengan mudah mengakses lewat situs-situs porno yang mudah dicari yang sayangnya tidak terblokir. Video porno tersebut telah membentuk imej tertentu mengenai seks yang belum tentu benar. Jumlah remaja putri maupun putra yang menonton video porno secara online pun meningkat.
Dari sekian banyak video porno ada salah satu hal yang perlu dicatat, yakni tampilan dimana pihak wanita mengalami serangan fisik. Ahli seks Maree Crabbe dalam situs stuff.co.nz mengatakan bahwa para wanita ini bukan merasa tersiksa malah menerima perlakuan tersebut secara positif atau biasa-biasa saja. Ini lho, yang membuat video porno semakin berdampak buruk pada remaja.
Remaja bisa berpikir bahwa melakukan serangan fisik pada wanita saat melakukan seks adalah normal. Para wanita yang menjadi korban serangan fisik ini telah mengalami masalah kesehatan yang serius sampai kematian. Perlakuan yang tidak pantas terhadap wanita ini jelas merupakan pelanggaran HAM.
Advertisement
Pelecehan seksual (serangan fisik saat seks) ini juga merupakan bukti adanya gender stereotype dan ketidakadilan gender. Di sisi lain industri vidoe porno masih terus berlanjut karena keuntungan yang dihasilkannya cukup besar. Persaingan yang semakin ketat pun membuat para produsen melakukan hal apapun untuk membuat video porno mereka laris manis, termasuk melecehkan wanita.
Baru-baru ini, pemerintah Federal Australia didesak untuk segera meminta internet provider mengunci akses ke situs-situs porno. Selanjutnya kerja sama dari para orang tua dan tenaga pendidik dibutuhkan untuk membimbing para remaja pada pendidikan seksual yang benar dan sehat.
Oleh: Hening
(vem/rsk)