Mengajarkan pendidikan seksual bisa dilakukan denagn berbagai cara salah satunya lewat tarian. Joged Bumbung adalah sebuah tarian asal Bali yang bertujuan sebagai alat pergaulan.
Tarian ini diiringi oleh gamalen bumbung yang tediri dari gerantang berlaras slendro. Orang yang menonton bisanya ikut terjun ke panggung dan larut dalam tarian bersama si penari demikianlah yang dilansir dalam laman balikubudayaku.blogspot.com. Adegan-adegan erotis dan panas yang disajikan membuat suasana semakin semarak, sehingga dari sini muncul anggapan bahwa Joged Bumbung merupakan media dalam mengajarkan seks.
Gerakan tari dalam Joged Bumbung tidak terlalu terpaku pada atursan tertentu dan lebih bergantung pada improvisasi si penari sendiri. Uniknya, si penari biasanya akan menunjukkan gerakan-gerkan sensual diiringi oleh musik yang dinamis dimana penontonnya dari orang dewasa sampai anak-nak.Tapi Anda tidak kemudian bisa begitu saja mengatakan bahwa tarian ini berdampak buruk terutama pada penonton ynag tidak hanya terdiri dari orang dewasa tapi juga remaja dan anak-anak.
Advertisement
Tidak bisa dipungkiri kalau musik beserta gerakan si penari membuat para penonton terpukau. Seperti lansiran denis-aji.blogspot.com, Coleman (2004) dalam Etnoshare (2013) menyatakan bahwa "musik, dalam hal ini juga menyangkut tariannya, mempunyai pengaruh lebih kuat dibanding media massa lain. Ia mampu memenuhi tuntutan kaum muda dalam mengeksplorasi teks melalui lirik, audio melalui instrumen, serta visual melalui aksi para penyaji." Singkatnya, cara penyampaian pendidikan seksual dalam Joged Bumbung sangat ringan dan mudah diterima bagi remaja dan anak-anak.
Dan jika kita melihat Bali sebagai sebuah masyarakat yang religius maka kita boleh berpikir bahwa orang-orang dewasa disana berusaha memberi pengarahan yang baik kepada anak-anak mereka. Karena bagi orang Bali, tarian bukan hanya sekadar media hiburan tapi juga merupakan bagian hidup. Hal ini terbukti dari seringnya perhelatan tari digelar dalam berbagai kesempatan seperti pada pernikahan, hari besar Hindu dan hari besar Nasional, serta upacara keagamaan.
Oleh: Hening
(vem/rsk)