Mudahnya akses media sosial membuat siapa saja bisa menggunakanya, termasuk anak-anak. Maka tak heran jika bullying pada anak-anak semakin meningkat.
Menurut data yang diterima Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tidak ada pengaduan bullying di dunia maya pada periode 2011-2015, namun pengaduan mulai muncul pada 2016 dan terus meningkat.
Peningkatan angka bullying pun dikatakan, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti, kenaikannya setiap tahun tercatat dua kali lipat. Untuk tahun ini, laporan penindasaan di dunia maya yang diterima KPAI sudah mencapai ratusan.
Advertisement
“Pada 2017 sebanyak 45 pengaduan korban bully dan 60 pengaduan pelaku bully. Olehkaranya, KPAI memberikan perhatian meningkatnya kasus bully, baik itu di dunia maya dan dunia nyata. Ini hal yang tidak bisa dibiarkan dan dianggap remeh. Dampak bullying ini sangat luar biasa. Bisa mengakibatkan stress dan depresi, banyak dari korban bully banyak yang mencoba untuk bunuh diri,” ujarnya di kawasan Senayan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Retno mengatakan dampak dari penindasan di dunia maya atau cyberbullying dianggap lebih dahsyat. “komentar negatif di dunia maya justru berasal dari orang yang tidak dikenal dan menyebar secara luas sehingga dapat dibaca oleh banyak orang,” ujarnya.
Anak usia sekolah menurutnya sangat rentan menjadi korban perundungan di media sosial yang kerap kali dilakukan dalam bentuk penghinaan oleh teman sebaya. Seperti contoh, kasus anak yang meninggal bunuh diri di Riau karena diduga menjadi korban bullying. Kasus tersebut tidak dilaporkan ke KPAI pada awalnya. Setelah diselidiki ternyata anak itu menjadi korban perundungan. Ia menjelaskan ciri dari kasus perundungan dilakukan secara berulang dan dalam jangka waktu panjang.
"Anak kecil dalam mengelola emosi berbeda dengan orang dewasa. Mereka belum memiliki kemampuan itu. Kalau mengadu, dianggap cuma sepele. Karena itu, orang tua harus mendampingi dan mendukung serta mencari solusinya bersama," tutupnya.
Untuk itu kita sebagai orangtua harus lebih memperhatikan lagi saat anak bermain media sosial. Agar tidak ada lagi khasus bullying di lingkungan kita.
(vem/asp)