Setelah generasi milenial dan generasi Z, terbitlah generasi Alfa. Generasi Alfa sendiri ialah anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 dengan usia paling tua adalah anak-anak usia 5 tahun.
Anak-anak generasi Alfa ini sangat melek akan teknologi. Bayangkan saja, anak-anak di bawah lima tahun sudah terpapar dengan smartphone. Inilah mengapa sebagai orantua kita harus lebih cerda dari anak-anak kita. Sebab, orangtua memiliki tugas mempersiapkan anak menghadapi masa depan.
Seperti yang dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Adapula ciri-ciri generasi digital seperti yang dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku berjudul ''Mendidik Anak di Era Digital'', berikut ciri-cirinya:
Advertisement
1. Identitas
Generasi digital ramai-ramai membuat akun di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau YouTube. Hal ini dilakukan untuk membuktikan kepada dunia bawah mereka ada.
2. Privasi
Generasi digital cenderung lebih terbuka, blak-blakan, dan berfikir lebih agresif.
3. Kebebasan Berekspresi
Generasi digital cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang. Mereka pun ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi.
4. Proses Belajar
Generasi digital selalu mengakses Google, Yahoo atau mesin pencari lainnya. Kemampuan belajar mereka jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka.
Melihat ciri-ciri tersebut, kita sebagai orangtua harus mendampingi anak-anak generasi dgital ini, dengan cara sebagai berikut:
1. Tambah Pengetahuan
Sulit untuk menetapkan peraturan bila moms tidak mengerti apa itu blog atau bagaimana cara menggunakan media sosial. Untuk itu, luangkan waktu untuk melihat situs yang pernah dikunjungi anak.
2. Mengarahkan Penggunaan Perangkat dan Media Digital dengan Jelas
Jika anak sudah terpapar perangkat digital, lebih baik untuk mengerahkan dengan komunikasi efektif untuk memutuskan berapa lama dan kapan mereka dapat menggunakannya. Sepakati waktu penggunaan dan waktu untuk berhenti menggunaka perangkat media digital di malam hari.
3. Imbangi Waktu Menggunakan Media Digital dengan Interakasi di Dunia Nyata.
Orantua dapat mengimbangi papara media digital dengan mengenalkan pengalaman dunia nyata seperti aktivitas berkesenian, kegiatan luar ruangan, olahraga, membaca interaktif, musik, dan gerakan.
4. Pinjamkan Anak Perangkat Digital Sesuai Keperluan
Pinjamkan anak perangkat digital seperti ipad, smartphone, dan komputer agar mereka bisa belajar mengendalikan diri dan belajar menggunakan bersama keluarga.
5. Pilihkan Program atau Aplikasi Positif
Orangtua perlu mengindentifikasi aplikasi yang memiliki edukasi dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan anak.
6. Mendampingi dan Meningkatkan Interaksi
Orangtau perlu mendampingi dan berinterakasi dengan anak selama penggunaan media digital dan dampingi anak saat mencari di dunia maya.
7. Gunakan Perangkat Digital Secara Bijaksana
Orangtua yang kurang bijaksana menggunakan perangkat digital menjadi lebih kasar atau menggabaikan anak. Terpenting tidak menggunakan perangkat digital sebelum tidur.
8. Aktifitas Dunia Maya
Komunikasi jarak jauh, membaca berita, melihat gambar dan video, merupakan kegiatan dunia maya, saat inilah yang tepat bagi orantua untuk mempersiapkan anak berkunjung ke dunia maya.
9. Telusuri Aktivitas Anak di Dunia Maya
Moms dapat memonitor situs web yang pernah dikunjungi, dan pastikan anak tidak mengunjungi situs yang tidak sesuai usianya. Saat ini telah terdapat program piranti lunak penyaringan (web-filletring) yang dapat membantu anak orangtua dalam melakukan scan ataupun memblok alamat website yang mengandung fitur yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.
Nah itu dia moms yang perlu terapakan ketika anak bermain internet.
(vem/asp)