Fimela.com, Jakarta Perempuan pasti mengalami hal ini setiap bulan jika tidak sedang berencana hamil atau sel telur tidak dibuahi. Namun meski menjadi hal yang wajar terjadi setiap bulan, masih banyak perempuan yang ternyata tak memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh.
Dilansir dari Parenting, dijelaskan bahwa siklus menstruasi yang terjadi di rahim ini mencakup pelepasan sel telur atau folikel menuju rahim. Tubuh akan bersiap hamil saat masa ovulasi, namun ketika tidak ada pembuahan, maka sel telur akan luruh bersama dengan lapisan darah di dinding rahim, dan saat itulah terjadi menstruasi.
Hormon progesteron membantu rahim untuk bersipa menerima embrio karena sel telur yang telah dibuahi akan menempel di dinding rahim untuk berkembang menjadi zigot dan menjaganya selama sembilan bulan ke depan.
Advertisement
Namun lapisan rahim atau endometrium akan mulai menipis dan rusak dan dibuang keluar tubuh. Inilah yang kemudian menjadi darah menstruasi. Jadi salah besar jika banyak orang mengira bahwa darah menstruasi berasal dari dalam tubuh. Darah menstruasi tidak diambil maupun bercampur dengan darah yang mengalir di seluruh tubuh.
Meski begitu, banyak perempuan merasa pusing dan anemia sementara ketika menstruasi, seakan-akan darah dari tubuhnya lah yang diambil. Hal ini lebih karena dipengaruhi hormon.