Ayah kekinian, demikian sebutan buat para ayah modern yang bersedia melowongkan waktu menjaga dan mengasuh anak. Ayah seperti ini bersedia menyingkirkan egonya, menepiskan stereotipe dari masyarakat bahwa pria tidak seharusnya mengasuh anak.
Namun, seterlibat apa pun Ayah kekinian dalam hal pengasuhan anak, sang Ibu tetaplah yang paling dominan. Demikian disampaikan psikolog keluarga, Roslina Verauli, S.Psi, M.Psi, saat berbincang dalam acara 'Kolaborasi Strategis Danone AQUA dan TP-PKK Pusat Guna Ciptakan Keluarga Indonesia Sehat di tahun 2030' di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (29/1).
"Para Ayah kekinian suka GR (gede rasa) menduga jika mereka menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga dibanding Ibu. Padahal Ibu menghabiskan waktu dua kali lebih panjang bersama anak dan keluarga dibandingkan Ayah," demikian ujar Roslina.
Advertisement
Waktu dua kali lebih banyak yang dimaksud adalah seorang ibu tidak hanya menemani si anak bermain. Tapi juga saat ia bersedih, belajar, bersuka cita, atau pun berkeluh kesah atas segala permasalahan hidupnya. Penelitian yang dilakukan Roslina juga menemukan bahwa Ibu menghabiskan 2/3 waktunya lebih banyak dibanding Ayah.
"Ada banyak peranan tidak kasat mata yang dilakukan seorang Ibu. Siapa yang mendengarkan perasaan seorang anak saat gagal di sekolah? Siapa yang menenang suami ketika gagal mendapat promosi di kantor? Ini semua dilakukan oleh Ibu," tambah Roslina.
Tugas lain dari seorang ibu yang selama ini dipandang sebelah mata adalah perkara mental work. Dengan salah satu deskripsi pekerjaannya termasuk mengatur pemilihan makanan dan minuman sehat buat keluarga.
"Banyak dari kita yang belum menyadari pentingnya peran Ibu dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan keluarga maupun lingkungannya. Oleh sebab itu, sebagai anggota dan perpanjangan tangan PKK untuk mencapai target SDGs, kami melihat adanya kebutuhan untuk membekali para Ibu dengan edukasi dan keterampilan yang tepat," ujar Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo ketika berbincang di acara yang sama.
Salah satu pelatihan yang dilakukan TP-PKK bekerja sama dengan pihak swasta adalah “Ibu Sehat, Keluarga Sehat”. Program ini digagas bersama TP-PKK dengan Danone-AQUA yang akan diadakan secara bertahap di 34 provinsi dan diharapkan dapat menjangkau sebanyak lebih dari 8 juta Ibu PKK di seluruh Indonesia pada 2018-2020.
Pelatihan ini menggunakan metode Trainer of Trainers (ToT) di mana selama tiga tahun kedepan, para kader perwakilan masing-masing provinsi akan mengikuti pembekalan khusus yang diharapkan dapat diturunkan ke para kader melalui Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di daerah masing-masing. Dikatakan Vera Galuh Ukraina sebagai Vice President General Secretary Danone Indonesia program ini dilakukan karena menyadari potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh para Ibu di Indonesia.
"Kami percaya melalui kolaborasi ini, para Ibu Indonesia dapat semakin bijaksana dalam mengambil keputusan, terutama untuk kesehatan keluarganya. Karena dibalik keluarga yang sehat, pasti ada Ibu yang sehat yang memiliki pengetahuan mengenai kesehatan keluarga," ujar Vera.
(vem/zzu)