Taj Mahal di Kota Agra, India, adalah bangunan indah yang diyakini sebagai sebuah perwujudan monumen untuk mengenang sebuah cinta, adi karya arsitektur karya manusia yang diakui sebagai sebuah situs warisan dunia oleh badan dunia sekelas UNESCO.
Konon, Sang Kaisar Mughal Shah Jahan, membangun Taj Mahal sebagai wujud kecintaan dan kesetiaannya kepada sang permaisuri yang bernama Mumtaz Mahal yang meninggal karena sebuah peristiwa persalinan bayinya. Walau kisah nyata sebenarnya atas apa yang melatarbelakangi pembangunan bangunan indah ini tak akan pernah diketahui dengan pasti, namun Taj Mahal sudah sedemikian diidentikkan sebagai simbol kecintaan seorang lelaki, suami, kepada seorang perempuan, istri yang dinikahinya dan yang rela meninggal saat melahirkan anaknya untuk kesekian kalinya.
Kisah epik nan romantis juga telah mengilhami seorang pria bernama Dashrath Manjhi seorang pria yang tinggal di Gehlour, sebuah desa kecil di India juga. Lelaki setengah baya tersebut telah membelah bukit batu selama 22 tahun dengan kedua tangannya sendiri, untuk membuka jalan pintas bagi warga desanya agar tak terisolir dan bisa menempuh jalan cepat menuju kota untuk berobat. Ini dilakukannya juga mengingat sang istri pernah sakit hingga meninggal dunia karena jalan dari rumahnya ke kota sangat jauh dan ia pun terlambat mendapat pelayanan kesehatan.
Kecintaan, kesetiaan dan pengabdian kepada istri yang dimiliki oleh kedua lelaki ini sungguh sangat menginspirasi hingga kini. Namun apalah artinya inspirasi jika hal itu tak bisa memberikan motivasi yang kuat untuk mengambil aksi nyata atau tindakan yang pasti? Saat seorang lelaki memutuskan untuk menikahi perempuan, semestinya dirinya paham bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk menyerahkan diri secara keseluruhan dan memberikan segala yang dimiliki untuk pasangannya.
Bukan hanya harta dan benda, namun juga cinta, kesetiaan dan juga seluruh pemikiran serta daya upaya untuk berbuat yang terbaik untuk pasangannya dan anak – anaknya kemudian. Karena lelaki, wajib hukumnya menjadi pemimpin, pelindung, penanggung jawab sekaligus panutan yang bisa dijadikan panutan serta tauladan bagi istri dan anak – anaknya setiap harinya.
Apa yang dirasakan dan dilakukan dalam membangun Taj Mahal oleh Sri Baginda Kaisar Mughal Shah Jahan dan jalan oleh Si Petani Miskin Dashrath Manjhi, bisa jadi adalah bentuk penyesalan atau bahkan kemarahan atas wafatnya istri – istri mereka. Namun setidaknya, hal ini sudah bisa memberikan sedikit bukti petunjuk tentang bagaimana mereka kemungkinan berlaku sebagai suami bagi istri – istri mereka sebelum kematian menjemput masing – masing istri mereka. Bagaimana mungkin mereka adalah suami yang berperilaku buruk terhadap para istrinya, jika mereka saja masih mengagungkan para istri mereka dalam persembahan monumen – monumen langka yang mampu membuat decak kagum semua manusia yang melihatnya?
Well, bagi para lelaki yang saat ini telah menjadi suami, bapak dan kepala keluarga di rumah tangganya masing – masing, ingatlah bahwa keluarga adalah harta yang tak ternilai harganya. Tak tergantikan oleh monumen atau prasasti apapun bentuknya. Malah bisa dikatakan bahwa masing – masing keluarga yang telah dipunyai oleh setiap lelaki sejatinya adalah Taj Mahal – Taj Mahal itu sendiri.
Keluarga adalah keajaiban dunia yang hadir di depan mata dalam kehidupan sehari - hari dan juga bentuk situs warisan dunia juga. Karena setiap jiwa manusia begitu berharga, senilai alam semesta dan segala isinya. Janganlah menunggu orang – orang terkasih di dalam keluarga pergi terlebih dahulu, baru kemudian membangun monumen atau prasasti untuk mengenang mereka. Bangunlah monumen – monumen itu saat ini, monumen yang bernama keluarga. Monumen nyata yang akan membuat orang lain berdecak kagum jika melihatnya. Dan ingatlah pepatah India ini sebagai penguat niat kamu menjadikan keluarga sebagai Kuil Agra kebanggaan masing – masing.
“Sebuah Istana, rumah atau gubuk sekalipun baru akan terasa indah jika di dalamnya selalu terisi dengan kebahagiaan dari penghuninya.”
Advertisement
- Ssst, Ini Lho Rahasia Harmonis Keluarga Annisa Pohan
- Sssst, Ini Lho 3 Rahasia Agar Pernikahan Selalu Bahagia
- Eratkan Hubungan Keluarga Dengan Terjaganya Kekuatan Cita Rasa Masakan Rumah
- Pentingnya Sebuah Keluarga Bahagia Buat si Kecil
(vem/mim)