Menurut data World Health Organization (WHO), 41% dari 208 kehamilan di seluruh dunia adalah kehamilan yang tidak direncanakan. 11% dari angka tersebut merupakan kelahiran oleh perempuan berusia 15 – 19 tahun. Hal ini menunjukkan dalam setahun terjadi 16 juta kehamilan dari remaja perempuan.
Menurut perkiraan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), terhitung sejak tahun 2017 hingga 2050, separuh dari pertumbuhan populasi dunia akan terpusat di sembilan negara: India, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Pakistan, Ethiopia, Republik Tanzania, Amerika Serikat, Uganda dan Indonesia. Pertumbuhan penduduk ini membutuhkan perhatian semua pihak. Bonus demografi dapat bermanfaat jika dapat menciptakan generasi muda yang unggul.
Advertisement
Prof.Dr. Biran Affandi, SpOG(K), FAMM, menjelaskan membangun kesadaran terkait kesehatan reproduksi dan merencanakan keluarga berencana sangatlah penting. Seperti para wanita merencanakan kehamilan sebaik pada usia 20-25 tahun.
"Perempuan hamil baiknya pada usia 20-25 tahun sebab pada waktu ini ialah masa kesuburan wanita. Risiko terjadinya komplikasi pun sangat rendah Tingkat keguguran pada usia ini masih rendah, sekitar 9,5%. Bayi juga lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami cacat lahir, seperti Down syndrome (1 dari 1667 kelahiran) atau penyakit kelainan kromosom lainnya (1 dari 526 kelahiran). Hal ini karena sel telur masih relatif muda sehingga tingkat kerentanan terhadap kelainan kromosom masih kecil," ujarnya saat ditemui acara Hari Kontrasepsi Sedunia 2017 bersama Bayer.
Lain halnya, ketika kamu sudah menginjak usia di atas 35 tahun. Dr. Biran menyampaikan kesuburan makin berkurang dan kesulitan untuk hamil. Bahkan, hamil dengan komplikasi pun meningkat.
Mengerikannya lagi, risiko keguguran meningkat pada usia kehamilan di atas 35 tahun, yaitu sebesar 18%. Risiko bayi lahir mati juga meningkat pada wanita berusia lebih dari 35 tahun dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. Risiko bayi lahir dengan penyakit Down syndrome atau penyakit kelainan kromosom lainnya juga makin meningkat pada usia ini.
Nah, jika kamu ingin memiliki anak kedua, Dr. Biran menyarankan untuk memberi jarak 2-4 tahun dari anak pertama.
(vem/asp/mim)