Sebenarnya kewajiban ibu menyusui bukan hanya saja ada di pundaknya sendiri. Melainkan kewajiban ini ada pada lingkungan sekitar ibu seperti suami, keluarga besar, hingga teman-teman. Sebab ibu dan anak memiliki hak yang dalam memberi dan menerima Air Susu Ibu (ASI).
dr. Candra Wijaya, Anggota Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak mengatakan 50 persen keberhasilan ibu menyusui terdapat pada pasangan atau suami. Menurutnya, suami dapat membuat istri lebih bahagia. Hormon prolaktin serta oksitosin memiliki peranan yang sangat penting guna kelancaran produksi ASI, di sinilah peran ayah sangat dibutuhkan.
"Bikin senang istri saat tahap menyusui itu penting, seperti berikan kata-kata yang baik atau pujian pada sang istri," ujar dr. Candra, saat ditemui dalam acara 'Bekerja Bersama untuk Keberlangsungan Menyusui: Membangun Kerjasama Tanpa Konflik Kepentingan', di Jakarta.
Advertisement
Terpenting mom, harus selalu merasa nyaman tanpa tekanan. Mintalah sang suami untuk memberikan pijatan oksitosin, agar kontraksi otot saluran ASI dapat bekerja dengan baik. Cara pemijatan ini ialah, moms membuka pakaian dan posisinya agak membungkuk, membuka bra, dalam posisi bra menggantung. Temukan dulu tulang atlas yaitu tulang di arah leher bawah, lalu diukur dua jari di bawah tulang atlas, kemudian kita temukan garis tengah dari ruas tulang belakang.
Selanjutnya, letakkan satu jari kiri kanan. Lokasi pemijatan di samping satu jari kiri kanan. Suami bisa melakukan proses pemijatan ini dengan arah keluar atau bahkan arah ke dalam. Lakukan pemijatan ketika posisi moms condong ke bagian depan, dengan posisi payudara menggantung, suami juga harus memperhatikan arah putting payudara mom, setelah itu tarik garis ke punggung. Garis itulah yang memang menjadi batasan pemijatan oksitosin ini.
"Selain itu, ketika malam tiba dan moms harus menyusui, mintalah suami membawakan air hangat, agar para suami terbiasa melakukan hal tersebut. Atau sang suami bisa membantu pekerjaan rumah tangga istri. Dan jangan lupa untuk selalu makan bergizi, istirahat yang cukup, dengan bangunlah dan tidurlah sama bayi, ketika anak tidur, ibu harus tidur pula," tuturnya.
Menurutnya, semua ibu pasti bisa menyusui namun, harus memiliki ilmu ketika hamil. Seperfi mengecek kondisi payudara kiri dan kanan, belajar bagaimana mulut batu mengambil puting agar tidak lecet, sebab menyusui itu dari payudara, bukan puting.
"Harus ada edukasi, tidak ada ibu yang tidak bisa menyusui, tanda tanda bisa dilihat dari hamil, seperti payudara tidak tumbuh,tanda-tanda sulit hamil, dan psikologisnya," ujar Nia Umar, Wakil Ketua Umum AIMI.
Nia pun menambahkan, saat ibu deman tetap menyusui tidak apa-apa karena pada ASI terdapat anti sakit. Serta perlu dukungan sepeeti fasilitas kesehatan, seperti kasus ibu baru melahirkan ASI tidak keluar, seharusnya ada fasilitas konseling, bukan diberikan susu formula.
"Baiknya skin to skin sama anak, pas lahir jangan dijauhin sama ibu dan anak. Serta Ibu senang, tidak marah-marah. Ibu harus pergi tetap memerah asi, agar selalu ada rangsangan," tutupnya.
(vem/asp/apl)