Hati ibu mana yang tak melayang melihat foto anak kesayangan disuka banyak orang? Apalagi kesukaan itu ditambah dengan pujian betapa lucu dan manisnya anak kita. Wah hati makin getol deh mau memasang foto anak lagi di kemudian hari. Apalagi jika memang semua foto dan kegiatan itu ternyata bisa dijadikan sumber pemasukan yang cukup lumayan.
Tapi...hmm..apakah pernah sesekali kamu pikirkan apa jadinya foto-foto itu di kemudian hari? Sesekali memotret si kecil tidak apa-apa. Tapi jika setiap kegiatan dia kamu unggah sehingga dia tenar tanpa dia tahu, itu sama saja memupuk calon anak pembangkang.
Demikian dituliskan oleh Mara Wilson, mantan seleb cilik yang pernah membintangi film 'Mrs. Doubtfire' di tahun 1993. Dalam tulisannya di 7 Reasons Child Stars Go Crazy (An Insider's Perspective), Wilson memaparkan bahwa alasan utama mantan seleb cilik menjadi pembangkang adalah karena orangtua.
Advertisement
"Anak yang orangtuanya memaksa mereka untuk berakting, lebih sering akan tumbuh untuk melawan," tulis Wilson yang wajah imutnya menjadi sosok anak bungsu di film 'Mrs. Doubtfire'.
"Kebanyakan anak-anak ini dipaksa berakting oleh orangtuanya karena alasan keuangan dan merasa marah/dikhianati ketika sadar bahwa mereka hanya diperalat," imbuh Wilson yang juga bermain di film Miracle on 34th Street (1994) dan Matilda (1998).
Contoh pengalaman Wilson terlihat dalam kasus Kirana, si bocah cilik yang menjadi selebgram berkat akun Instagram sang ibu, Retno Hening. Kirana yang baru berusia tiga tahun menjadi tenar setelah Retno rajin mengunggah kesehariannya di akun Instagram yang memiliki 900 ribu lebih follower.
Tapi tak disangka saat Hari Lebaran 2017, Kirana dikunjungi banyak penggemarnya di Riau. Bocah imut itu jadi sasaran foto bareng atau pun orang yang hanya ingin melihatnya saja, tak peduli siang atau malam. Apa dampaknya? Kirana marah!
(Baca: Kirana Berubah, Berikut Curhatan 'Ibok' Retno Hening)
"Saya menemukan sesuatu di kirana..dia mulai tidak ramah sama org..ga mau salim..sama org cuek dan kurang happy ktemu org, skrg dia mulai anti di rekam dan difoto kecuali sama saya," demikian ujar Retno sebagai ibu di Instagramnya.
"Saya minta perngertian dr teman2 yg mengunjungi kirana, dia akan senang diajak main..tapi kalau difoto dan direkam terus2an dia akan marah dan ga nyaman," tambahnya.
We are not here to judge you, Moms. Kami akui bahwa kami pun suka memotret dan mengunggah foto anak ke internet. Namun, mungkin ada baiknya juga bahwa hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa sekali foto itu kita unggah, maka akan selamanya tersimpan di dunia maya dan menjadi konsumsi publik.
Mulai bijaklah memilah mana yang bisa kita share dan mana yang menjadi konsumsi pribadi saja. Kasihan kan si kecil bila bertemu orang asing di jalan yang tiba-tiba mencubit atau merasa berhak memotretnya hanya karena anak kita adalah seleb cilik?
Laney Griner, ibu rumah tangga yang anaknya tenar karena foto 'Bayi Sukses', pernah memperingatkan para ibu di luar sana soal foto anak di internet. Menurutnya, zaman sekarang internet dan ketenaran adalah hal yang biasa.
"Saya rasa hal terbaik yang bisa dilakukan adalah pasrah. Karena sekali internet memilikinya (foto) maka sebagian besar sudah berada di luar kontrol Anda," ujar Griner.
"Paling penting adalah pertahankan hak cipta dari foto Anda. Karena internet bisa saja membuat foto itu diperdagangkan," tambahnya.
Yuk Mom, coba kita berdiam dulu sesaat sebelum memencet 'Share' di akun media sosial kamu. Bayangkan dulu apa dampak dari foto tersebut buat kamu dan orang-orang kesayangan di sekitar.
Catatan dari Redaksi:
Terima kasih untuk masukan dan saran dari pembaca. Mohon maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan. Tidak ada maksud menyudutkan mbak Retno Hening, penulis hanya ingin menyampaikan perbandingan popularitas antara Kirana dan Mara Wilson yang mungkin dianggap kurang/tidak tepat oleh sebagian pembaca. Kami juga sudah menghubungi mbak Retno untuk minta maaf jika ada tulisan yang kurang berkenan dan juga memuat pendapat/opini dari pembaca terkait Kirana. Salam hangat dari Redaksi :).
(vem/zzu)