Orangtua mana yang tega melihat anaknya kesakitan? Jika bisa berpindah, ingin rasanya semua kesakitan itu dirasakan oleh kita saja sebagai orangtuanya, dan bukan dia yang menderita.
Inilah yang dirasakan pasangan muda Dieyan E Bernard dan Marrisa Widiyanti dari Jakarta ketika anak semata wayang mereka, Dymillian Gaia Bernard Meroekh (Gaia), didiagnosa penyakit Kawasaki. Yes Ladies, penyakit yang mirip namanya dengan merek motor ini sejatinya adalah sesuatu yang melumpuhkan bahkan mematikan.
Marissa memutuskan menuangkan kisah jatuh-bangun mereka dalam sebuah blog bertajuk Tangani Penyakit Kawasaki Secepatnya. Tujuannya meningkatkan aware masyarakat soal penyakit ini karena banyak sekali kasus pasien Kawasaki yang salah diagnosa dan telat terindentifikasi sehingga telat penanganannya,
Advertisement
"Kalau saja banyak yang aware soal sakit ini, mungkin anak-anak ini bisa lebih cepat mendapatkan tindakan yang seharusnya. Pada kasus kita saja, kita baru tau ada sakit semacam ini, dan ternyata orang-orang di sekitar kita pun ada yang anaknya, ponakannya, atau kerabatnya yang mengidap kawasaki juga, tapi kita baru tau setelah kita share tulisan ini," cerita Dieyan selaku suami Marissa dalam korespondesinya dengan vemale.com.
Diceritakan keduanya bahwa dari dalam kandungan, Gaia adalah anak yang sehat, sangat aktif, tidak susah makan, ASI sampai dua tahun, dan ikut semua imunisasi, kecuali Varisella yang sempat lagi kosong. Namun, semua itu berubah di Mei 2017 ketika Gaia berusia dua tahun delapan bulan.
"Awal mulanya cuman batuk flu biasa, lalu getah bening bengkak disertai panas tinggi lebih dari 38 yang gak turun-turun. Bolak-balik ke dokter anak umum di RS Bintaro dan dibilang batuk flu biasa karena virus. Dikasihlah antibiotik buat kelenjar getah beningnya," cerita Marissa.
"Besok subuhnya lari-lari UGD gara-gara Gaia kesakitan terus nunjuk ke perut. Kata dokter UGD-nya mungkin lambungnya perih karena karena antibiotik, dan kitapun pulang lagi kerumah. Sampai besok paginya gue ke UGD lagi karena dia mengigil, tangan kaki mulut mulai biru. Panik donk, ternyata sampe UGD panasnya udah 40 lebih," tambah ibu pekerja di sebuah talent management itu.
Meski sempat ditolak untuk dirawat karena dianggap tidak memenuhi kriteria anak yang harus dirawat, Marissa dan suami berkeras Gaia harus menginap di RS. Sebabnya insting mereka sebagai orangtua berpesan bahwa memang ada yang salah dengan Gaia.
Dan, benar saja, Setelah dua hari di sana mulai bengkak di tangan dan kaki. Badan sakit, kaki tidak bisa bergerak, kencing harus digendong ke kamar mandi dan dipegangin. "Stress banget tiap kali liat dia kesakitan, gak nangis sih tapi ngeraung-raung kesakitan," tutur Marissa.
Setelah beberapa kali pemeriksan dan pindah ke RSAB Harapan Kita, Gaia akhirnya langsung diperiksa oleh tiga dokter spesilias, salah satunya adalah Dokter Spesialis Anak – Alergi Imunologi bernama Dokter Endah. Hasil USG Jantung memastikan pelebaran pembuluh jantungnya sudah 4mm dan bahwa Gaia terkena Penyakit Kawasaki. Dari pengalaman itu Marissa dan Dieyan membagi pengetahuannya soal Penyakit Kawasaki.
Jadi apa sih Kawasaki Disease itu?
Penyakit ini termasuk penyakit langka yang mayoritas terserang adalah anak-anak usia di bawah lima tahun. Penyakit ini tuh menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah dan arah utamanya itu pembuluh koroner jantung.
Kok bisa kena Kawasaki?
Penyakit ini tidak ada sebabnya, tidak ada pencegahannya, tidak obatnya, dan tidak menular. Ia juga bukan termasuk penyakit bawaan virus atau pun bakteri. Treatment yang harus dilakukan hanya memberikan Imunoglobulin secara infus sebanyak 2gram/Kg Berat Badan, dan obat pengencer darah sejenis aspirin.
Apakah bisa kambuh?
"Di luar indonesia ada indikasi Kawasaki bisa kembuh kembali, namun di Indonesia belum ada kasus yang berulang. Saran supaya tidak kambuh lagi ya ngga ada karena penyakit ini belum ketauan sebabnya, ngga ketauan penyebarannya, dan belum selesai diteliti," cerita Dieyan. Saran dari medis selama masa pemulihah ini adalah tidak boleh lelah, tidak boleh kena virus, tidak boleh aktivitas di outdoor dan tempat umum.
Gejala Kawasaki?
- Demam tinggi (lebih dari 38 ºC)
- Kelenjar getah bening bengkak
- Bercak-bercak merah di badan (mirip campak/DB)
- Lidah merah kayak Strawberry
- Mata merah tanpak kotoran
- Bibir merah dan pecah-pecah
- Tangan kaki bengkak
- Mengeluh ngilu/sakit sebadan
- Jari-jari mengelupas
- Sakit perut/diare
"Kita bersyukur Gaia sakitnya teridentifikasi di tahap 1, atau di bawah 10 hari dan langsung dilakukan treatment Imunoglobin di hari yang sama. Di mana treatment Imunoglobin itu lebih efektif di tahap 1 tersebut," tutup Dieyan.
(vem/zzu)