Duh, ini anak kok keras kepala banget sih. Disuruh langsung ganti baju sehabis pulang sekolah susahnya minta ampun. Diajak untuk makan juga ada saja alasannya. Benar-benar bikin pusing.
Moms, pernahkah menghadapi anak yang super keras kepala? Dia susah banget diatur. Dinasihati juga nggak mempan sama sekali. Kalau sudah emosi, wah rasanya ingin langsung marah-marah dan membentak saja, ya.
Tapi ternyata ada tips yang lebih ampuh menghadapi anak yang keras kepala tanpa membentak. Seperti tips-tips berikut ini.
Dengarkan, Jangan Ajak Berdebat
Seperti yang dikutip oleh momjunction.com, komunikasi itu harus dua arah. Kalau ingin anak mau mendengar kita, kita juga harus mau mendengarnya lebih dahulu. Anak yang keras kepala kadang memiliki pendapat dan suka sekali berdebat. Tapi dia bisa makin membangkang kalau kata-katanya tak kita dengarkan.
Saat anak mulai keras kepala ingin atau tidak ingin melakukan sesuatu, dengarkan ia dulu. Kita perlu tetap tenang dan mendengar semua alasan dan kata-katanya. Ambil contoh, saat anak masih nonton TV padahal sudah waktunya tidur, coba duduk di sampingnya. Tunjukkan minat dan ketertarikan pada aktivitasnya. Saat kita sudah menunjukkan sikap kalau kita peduli padanya, anak akan lebih mudah merespon dan bekerjasama. Tanyakan kenapa belum mau tidur dan beri penjelasan kenapa harus segera tidur sebelum malam semakin larut.
Jangan Membalas Teriakan dengan Teriakan
Membalas teriakan anak dengan teriakan hanya akan memperburuk suasana. Anak malah akan merasa dirinya seolah makin ditantang dan dipancing untuk teriak lebih kencang lagi. Meski susah, kita perlu tetap menunjukkan sikap tenang dan tidak berontak. Sehingga anak bisa merasa lebih mudah diterima dan dipahami.
Melakukan Negosiasi
Terkadang, kita perlu bernegosiasi dengan anak untuk mengatasi sifat keras kepalanya. Hal yang lumrah sebenarnya saat anak jadi rewel atau keras kepala saat keinginannya nggak terpenuhi. Negosiasi di sini bukan berarti kita langsung mengabulkan permintaannya atau memenuhi keinginannya. Melainkan mencari jalan tengah atau jalan terbaik demi kebaikan anak juga.
Kita bisa coba menanyakan beberapa hal pada anak. Misalnya, "Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" atau, "Kamu mau yang lain?" Intinya ajak untuk mau berbicara dan mengutarakan keinginannya. Tunjukkan bahwa kita perhatian padanya. Misalnya, ketika anak tidak mau tidur malam tepat jam 8 malam. Daripada terus memaksanya, cobalah untuk bernegosiasi dan minta ia untuk mengajukan jadwal tidur yang tepat menurutnya. Lalu dengan pertimbangan tertentu, ambil jalan tengah misalnya tidur jam 8.30 setelah gosok gigi dan baca buku cerita.
Melakukan Sesuatu Bersama-Sama Dengannya
Anak keras kepala sangat peka dengan perlakuan yang ia terima dari kita. Jadi kita sebagai orang tua harus sangat berhati-hati dengan kalimat yang kita ucapkan dan bahasa tubuh yang kita tunjukkan. Karena saat anak merasa tidak nyaman atau tidak suka dengan yang kita lakukan, ia akan melakukan hal untuk melindungi dirinya, seperti membangkang, bersikap agresif, dan melawan.
Untuk itu kita juga perlu mengubah sikap dan pendekatan kita pada anak. Daripada cuma menyuruhnya melakukan ini dan itu, coba untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama. Sebagai contoh, saat anak nggak mau membereskan mainannya, daripada menyuruh, "Ayo, cepat kamu bersihkan mainanmu!" ubah kalimat jadi, "Ayo, kita lomba siapa yang paling cepat memasukkan mainan ke dalam kotak dia yang jadi pemenangnya!" Intinya, daripada terus menggunakan kata "kamu" coba ganti dengan kata "kita". Sehingga kita dan anak jadi lebih dekat. Anak pun jadi lebih gampang diajak kompromi atau kerjasama.
Menghadapi anak yang keras kepala memang butuh usaha yang keras. Perlu banyak-banyak bersabar sekaligus bisa bertindak cukup tegas agar perilaku anak bisa lebih terarah. Semoga tips-tips di atas bisa bermanfaat untuk Moms sekalian. (vem/nda)