Setiap anak memiliki karakter dan kepribadian masing-masing. Cuma kadang kita saat sudah menjadi orang tua masih saja sering menghakimi anak. Padahal setiap anak itu istimewa, termasuk anak yang dalam kesehariannya lebih dikenal sebagai anak pendiam.
Anak yang pendiam kadang masih sering dipandang sebelah mata. Parahnya lagi kadang anak pendiam diberi label negatif. Yang dibilang pemalu lah, penakut lah, atau nggak PD-an lah. Tapi bisa saja dia punya sisi lain dan potensi spesial yang belum digali. Di sinilah pentingnya peran orang tua untuk menggali potensinya tanpa menakuti atau membuatnya tak nyaman.
Berikut sejumlah tips yang bisa Moms coba untuk membantu mengembangkan potensi dan kepribadian anak yang dikenal pendiam. Moms bisa menyesuaikannya dengan kepribadian dan situasi yang dihadapi.
Advertisement
Tunjukkan Bahwa Kita Menyayanginya
Dia butuh orang tua yang suportif dan bisa memberi semangat pada setiap tindakannya. Meski anak tak bisa terbuka pada setiap hal dan masalah yang dihadapinya, kita sebagai orang tua tak harus memaksanya untuk bicara atau bercerita. Yang penting beritahu bahwa kita sebagai orang tua akan berusaha sebaik mungkin untuk selalu menyayangi dan memperhatikannya dengan cara istimewa.
Semangati Anak Mencoba Hal Baru Tapi Jangan Memaksa
Seorang anak, khususnya yang introvert atau pendiam kadang merasa enggan untuk mencoba hal baru. Ada perasaan yang seringkali menekannya untuk "keluar dari cangkang". Kita bisa menyemangati anak untuk mencoba sesuatu yang baru atau hal yang diminatinya. Tapi jangan terlalu memaksanya. Selain itu, beri apresiasi atau semangat baru setiap kali ia berhasil melakukan sesuatu, seperti, "Ibu kemarin melihatmu bisa bernyanyi dengan baik di kelas. Meski awalnya sulit, Ibu bangga kamu bisa melakukannya dengan tetap tersenyum."
Jangan Beri Label atau Julukan yang Buruk
"Dasar anak bisu!"
"Kamu kayak kura-kura, lambat banget. Gitu aja nggak bisa."
"Ya ampun, kamu ini seperti batu. Diem mulu, nggak ada suaranya."
Moms, jangan sampai memberi label buruk pada anak. Anak bisa menyerap apa yang kita ucapkan dan ia dengar dengan mudah. Apalagi jika anak punya temperamen seorang introvert, dia bisa merasakan sesuatu yang tak nyaman ketika orang memberinya julukan yang tak menyenangkan. Salah-salah dia makin menutup diri dan tak percaya diri.
Ciptakan Lingkungan yang Nyaman Untuknya
Kalau sang buah hati sangat peka atau sensitif dengan suara berisik, cahaya, dan perasaan atau tak nyaman setiap kali berada di situasi yang baru, dia bisa jadi merupakan "anak bunga anggrek (orchid child). Seperti yang dilansir oleh workingmother.com, istilah ini mengacu pada anak yang butuh lingkungan yang benar-benar sesuai untuk bisa tumbuh, layaknya bunga anggrek. Berbeda dengan bunga dandelion yang gampang beradaptasi di berbagai lingkungan, bunga anggrek butuh lingkungan yang benar-benar berbeda dan terawat, yang dengan begitu ia bisa tumbuh dengan baik. Di rumah, kita bisa membantu anak untuk membangun tempat yang paling nyaman untuk belajar atau melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Setiap anak punya potensi. Masing-masing anak memiliki benih yang pasti akan tumbuh dengan baik bila kita bisa membantu menyiraminya dengan sabar dan telaten. Tak mudah memang untuk jadi orang tua yang sempurna dan bisa memberikan semua yang terbaik untuk anak. Tapi kita pasi bisa selalu mengusahakan yang terbaik untuk buah hati tercinta kita, kan?
(vem/nda)