Menangis adalah cara anak belajar untuk berkomunikasi pertama kali. Saat masih bayi, ia menangis sebagai sinyal ada sesuatu yang dibutuhkan, yang membuatnya tak nyaman, atau tak senang. Anak bisa menangis saat lapar, mengantuk, frustrasi, bahkan saat sedang bosan. Anak menangis memang hal yang lumrah terjadi.
Tapi kalau anak malah tumbuh dengan kondisi sedikit-sedikit menangis, gampang rewel, dan cengeng, wah ini soal lain lagi. Sebagai orang tua kadang kita jadi serba salah. Mau memarahinya takutnya dia malah terluka. Tapi kalau tak segera ditangani, sifat cengengnya bisa makin menjadi.
Kali ini Vemale rangkumkan tiga tips dasar menghadapi anak yang cengeng. Dengan tips ini diharapkan si kecil bisa lebih mudah dikendalikan dan bisa membantunya menstabilkan emosi serta perasaannya.
Advertisement
Ubah Cara Pendekatan Kita
Seperti yang dilansir oleh smartparenting.com.ph, anak cengeng itu bukan karena bawaan tapi karena pengaruh di sekitarnya. Sikap kita sebagai orang tua juga sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Agar anak tak cengeng dan manja, kita perlu mengubah pendekatan kita.
Sebagai contoh, ketika anak selalu menangis saat kesulitan menyelesaikan permainan puzzle-nya, kita sebaiknya tak langsung mengambil alih dan menyelesaikan permainan itu untuknya. Alih-alih, cobalah untuk tetap tenang dan menyemangati si kecil untuk terus mencoba sampai selesai. Iya, hal ini memang sulit dilakukan. Tapi selama kita bisa konsisten dengan cara ini, anak akan lebih percaya diri dan tak gampang rewel atau menangis lagi ke depannya.
Abaikan yang Buruk, Berikan Perhatian pada yang Baik
Saat anak rewel dan menangis saat keinginannya tak dipenuhi, kita coba belajar untuk mengabaikannya. Bukannya bermaksud egois, tapi kita perlu mengambil sikap untuk tetap tenang dan akting seolah kita tak peduli dengan sikap buruknya tersebut. Kalau kita bisa konsisten dengan sikap ini, tantrum anak lama kelamaan akan semakin berkurang karena ia mulai sadar kalau ia tak akan mendapat perhatian atau apapun dengan menangis atau tantrum tersebut.
Saat anak rewel setiap kali kita tak mengizinkannya melakukan sesuatu seperti bermain game karena belum menghabiskan makanannya, kita perlu memberinya penjelasan. Jelaskan kenapa untuk saat ini masih belum boleh main game. Kalau pun dia menangis, biarkan saja untuk sementara sambil kita tetap mengawasinya.
Begitu anak sudah tak menangis atau rewel, kita bisa memberinya pujian. Peluk dan berterima kasihlah padanya karena sudah mau berhenti menangis. Hal ini memang butuh waktu dan proses. Anak hanya perlu belajar dan memahami bagaimana ia harus mengendalikan diri dan mengondisikan emosinya setiap kali ada sesuatu yang berjalan tak sesuai dengan harapannya.
Buat Aturan dan Batasan
Anak-anak perlu memiliki rutinitas, aturan, dan batasan. Tujuannya agar anak bisa lebih memahami mana yang boleh dan tidak untuk dilakukan pada saat-saat tertentu. Misalnya untuk membeli mainan, hanya boleh membeli mainan kalau sudah menabung yang cukup. Agar anak tak rewel setiap kali keinginannya membeli mainan tak dipenuhi, perlu ada aturan khusus untuk hal ini. Akan berat terasa di awal untuk menetapkan aturan ini tapi anak nantinya bisa tumbuh dan belajar lebih dewasa lagi ke depannya.
Tidak ada kata terlambat untuk mengubah kebiasaan anak jadi lebih baik. Dan sebagai orang tua kita pun harus terus belajar. Pastinya ada banyak hal baru yang terjadi setiap kali kita mengasuh dan mendidik anak.
Semoga tips di atas bisa membantu, ya Moms.
(vem/nda)