Seorang wanita kadang dihadapkan pada sebuah dilema yang berkaitan dengan pendidikan dan kehidupan setelah menikah. Misalnya, ketika sudah diberi amanah menjadi seorang ibu tapi masih harus menyelesaikan tanggung jawab kuliah. Mengasuh anak sekaligus menyelesaikan kuliah hingga lulus jelas butuh usaha yang tak mudah. Jadwal yang padat juga rutinitas yang tak ada habisnya bikin capek.
Semua itu ada suka dukanya. Meski capek, pasti ada banyak kesan dan kenangan tak terlupakan. Masa-masa berat yang dijalani mungkin juga disertai air mata. Ada perasaan tak sanggup melewati semuanya. Ingin menyerah saja melakukan semuanya. Semua masa yang dilewati pun tak akan pernah bisa dilupakan.
Capek? Jangan Ditanya Lagi Tapi Semua Bisa Disyukuri
Advertisement
Malam hari, ketika harus lembur mengerjakan tugas kuliah sekaligus meninabobokan si kecil, rasanya pasti capek. Ketika si kecil sudah tidur, kita masih belum bisa langsung istirahat. Masih harus lembur mengerjakan tugas-tugas kuliah. Memastikan tenggat waktu masih bisa dikejar. Semua itu jelas bikin capek. Tapi banyak hal yang masih bisa disyukuri. Seperti dukungan dan motivasi dari suami. Bantuan-bantuan kecil seperti semangat dari orang-orang di sekitar kita. Dan juga makin mensyukuri setiap detik waktu yang dimiliki.
“Being a mom has made me so tired. And so happy.” – Tina Fey
Menyadari Banyak Keajaiban yang Terjadi
Saat menjadi seorang ibu, kita akan mulai merasakan dan menemukan banyak keajaiban. Seperti mulai bisa melakukan sesuatu yang dulunya seperti mustahil untuk dilakukan. Tuntutan untuk bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu membuat kita memaksimalkan semua potensi serta kemampuan yang kita punya. Rutinitas kuliah sudah berat, ditambah tanggung jawab mengasuh anak, semuanya jadi makin berat. Tapi nyatanya kita masih bisa menjalani semua rutinitas itu dengan baik.
Sulitnya Membagi Waktu Membuat Kita Jadi Makin Kreatif
Dalam keadaan kepepet, kita sering melakukan sesuatu di luar dugaan. Bisa menemukan banyak celah dan kesempatan yang selama ini tak pernah terbayangkan. Sulitnya membagi waktu membuat kita jadi lebih kreatif. Misalnya, memanfaatkan waktu tidur si kecil sebagai kesempatan untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Kita jadi lebih fleksibel mengakali setiap waktu. Sulit memang pada awalnya tapi semua itu tetap bisa dilakukan.
“We have a secret in our culture, and it’s not that birth is painful. It’s that women are strong.” – Laura Stavoe Harm
Makin Menyadari Banyaknya Orang yang Menyayangi Kita
Berat dan sedih memang saat menjalani semuanya seorang diri. Kesibukan kuliah dan mengasuh anak jelas menguras banyak tenaga. Tapi dari situ, kita akan menyadari ternyata banyak orang yang menyayangi kita. Banyak yang memberi dukungan dan motivasi pada kita. Mulai dari suami, keluarga, dan sahabat terdekat. Di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang seringkali datang di saat yang tak pernah kita sangka sebelumnya.
Semuanya Akan Menjadi Cerita yang Berkesan dan Tak Terlupakan
Saat ini memang semua terasa berat. Membagi peran antara menjadi mahasiswi dan ibu serta istri butuh usaha yang besar. Tapi nanti akan ada saatnya kita akan kembali mengenang semua masa sulit ini. Dan semuanya akan jadi cerita yang berkesan dan tak terlupakan. Kita pun akan tersenyum bila kembali mengingatnya.
Segala sesuatunya memang ada suka dukanya. Berat terasa tapi selama kita masih bisa bersabar dan berusaha melakukan semuanya dengan baik, maka segalanya akan berjalan baik-baik saja. Setiap ujian dan pengalaman akan membuat hidup kita jadi lebih kaya dan berwarna.
- Meski Sulit, Memaafkan Jadi Cara Terbaik untuk Move On
- Rayakan Momen Natal dan Tahun Baru di Pondok Indah Mall
- Menghabiskan Akhir Pekan di Rumah, Manfaatnya Banyak Lho!
- Jangan Mengutuk Langit Gelap Tapi Syukuri Bintang yang Gemerlap
- Menyempatkan Liburan di Sela Kesibukan Itu Bukan Pemborosan
- Istri yang Baik Tidak Akan Menyakiti Hati Suami dengan Hal Ini