Saat hamil, apa yang kita makan dan minum sangat mempengaruhi bayi yang kita kandung. Tapi ternyata tak hanya itu saja. Emosi dan yang kita rasakan saat hamil ternyata juga bisa mempengaruhi janin.
Kestabilan emosi saat sedang hamil sangatlah penting. Seperti yang dikutip oleh familyshare.com, penelitian dari asosiasi untuk Psychological Sciencemenemukan bahwa janin usia enam bulan sudah bisa terpengaruhi oleh emosi si ibu. Dan efeknya bisa berjangka panjang. Kesehatan emosi ibu bisa jadi awal pembentukan sikap dan perilaku si anak ke depannya.
Lalu bagaimana jika ibu kerap menangis saat hamil? Berikut penjelasannya.
Advertisement
Hati-Hati Bila Stres Saat Hamil
Setiap ibu hamil sesekali pasti akan merasa stres ringan dan hal ini tak akan berdampak terlalu buruk pada janin. Tapi kalau stres yang dirasa sangat berat disertai depresi, maka dampaknya pada bayi akan buruk.
Ibu yang sering merasa stres dan cemas berlebih saat hamil, nantinya bayi yang lahir akan tumbuh jadi anak yang gampang gelisah dan colicky(kondisi di mana bayi yang berusia di bawah tiga bulan menangis selama berjam-jam dan susah ditenangkan).
Saat Bunda stres ketika hamil, tubuh akan memproduksi hormon stres. Meski emosi kita tak bisa melewati plasenta, tapi hormon bisa. Jadi kalau Bunda sering stres saat hamil, maka hormon stres yang diterima janin juga makin banyak.
Jika Ibu Depresi Saat Hamil, Anak yang Lahir Juga Rentan Mengalami Depresi
Depresi saat hamil sama umumnya dengan depresi pasca persalinan. 10 persen ibu hamil mengalami depresi. Namun, yang perlu diwaspadai adalah efeknya pada janin yang dikandung. Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami depresi selama kehamilan punya risiko 1,5 kali lebih besar akan mengalami depresi ketika berusia 18 tahun dan bisa mengalami gangguan emosi seperti perilaku agresif.
Depresi yang Bunda rasakan saat hamil bisa mempengaruhi perkembangan bayi. Cuma pengaruhnya lebih kepada seberapa sering (konsistensi) depresi yang dirasa daripada depresi itu sendiri.
Seperti yang dikutip oleh psychologicalscience.org,jika ibu depresi saat hamil dan tetap depresi pasca bersalin, babi bisa berkembang normal. Apabila ibu sehat mentalnya saat hamil dan tetap sehat mentalnya usai melahirkan, bayi juga bisa berkembang normal. Hanya saja jika ada variabel yang berbeda, misalnya mental ibu sehat saat hamil tapi kemudian mengalami depresi setelah bersalin, tumbuh kembang bayi bisa terhambat.
Bagaimana dengan Ibu yang Menyimpan Dendam/Kebencian?
Menyimpan dendam atau kebencian saat hamil bisa berdampak buruk pada bayi dalam kandungan. Ibu yang tak merasakan adanya kedekatan dengan bayi yang dikandungnya, nantinya si anak bisa mengalami gangguan emosi.
Bersedih dan Menangis Sesekali Saat Hamil Boleh Saja
Yang penting tak perlu berlebihan. Bersedih dan menangis sesekali saat hamil boleh-boleh saja. Asalkan tidak berlebihan, maka dampaknya tidak akan terlalu buruk pada janin dalam kandungan.
Bunda, penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran selama kehamilan. Selain memperhatikan pola makan, perhatikan juga kestabilan emosi dan pikiran, ya.
- Mom, Berikut 5 Hal untuk Menghindari Gestational Diabetes
- Sup Kacang Merah Kaya Protein Untuk Trimester Pertama Kehamilan
- Kandungan Sehat & Melahirkan Lancar Dengan Konsumsi Kurma Teratur
- Biar Nggak Cemas Soal Haid Setelah Melahirkan, Ketahui 4 Hal Ini
- Ini Biaya Yang Dikeluarkan Cynthia-Surya Untuk Proses Bayi Tabung