Sukses

Parenting

Jadi Orangtua Yang Keras Atau Yang Bebas, Pilihan Ada Padamu

Saat memiliki anak, tanggung jawabmu akan lebih besar. Bukan hanya membiayai dan membesarkan anak, tapi peran orangtua lebih dititikberatkan. Ada banyak jenis orangtua, tapi yang bisa kamu bedakan adalah dua jenis ini, orangtua yang keras dan orangtua yang bebas.

Jika kamu jadi Orangtua Yang Keras, secara umum kamu jadi orangtua yang memegang otoritas dominan atas apa yang anak bisa lakukan. Orangtua seperti ini biasanya keras terhadap anak. dalam Psychology Today dijelaskan, orangtua yang otoriter percaya bahwa anak terlahir untuk patuh, dan orangtua bertugas mendorong anak untuk melakukan hal-hal baik (menurut orangtua), tak peduli anak suka maupun tidak.

Jika jadi Orangtua Yang Bebas, kamu akan lebih menganut orangtua yang permisif. Kamu mudah mengizinkan anak melakukan ini itu, memberi kebebasan, tidak menentukan aturan tertentu dan terkadang cenderung terlalu lunak pada anak. Kamu percaya, mengatur anak bukan jadi metode parenting yang baik.

Keduanya punya sisi positif dan negatif sendiri. Ketika anak merengek minta dibelikan mainan, ketika kamu tahu di rumah sudah menumpuk banyak mainan, kamu harus bisa tegas mengatakan "Tidak". Di sini kamu harus jadi orangtua otoriter. Khawatir dia akan ngamuk? Jelaskan dengan cara yang mudah ia mengerti, atau alihkan perhatiannya pada hal lain.

Begitu pula saat kamu tahu anak bisa makan es krim ketika ia bersama teman-temannya. Toh anak tak pernah makan es krim atau permen di rumah. Meski kamu tahu ini tak baik untuk kesehatan giginya, kamu bisa mengizinkan anak makan es krim pada hari itu saja. Kamu jadi orangtua yang permisif.

Terlalu keras bisa membuat anak tertekan, sedangkan terlalu permisif bisa membuat anak tak tahu aturan dan manja. Namun keputusan tetap ada di tanganmu sebagai orangtua. Tentu saja kamu bisa mengombinasikan dua style parenting ini, dan sepertinya inilah alternatif lebih baik daripada terlalu keras dan terlalu bebas pada anak.

Kamu tahu kapan harus bersikap tegas dan mengatur, kapan harus mengizinkan anak melakukan sesuatu, yang mana bisa mengembangkan kemampuannya. Yuk sama-sama belajar jadi orangtua, Moms.

(vem/feb)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading