Judul: The Chronicles of Audy: 21 (Buku 2)
Penulis: Orizuka
Penyunting: Tia Widiana
Cover desainer dan ilustrator: Bambang 'Bambi' Gunawan
Proofreader: NyiBlo
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Haru
Cetakan pertama, Juli 2014
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.
Aku sempat berhenti,
tapi mereka berhasil membujukku kembali,
setelah mereka memberiku title baru “bagian dari keluarga”.
Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang, salah seorang dari mereka
mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Aku tidak tahu harus bagaimana!
Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan,
terjadi sesuatu yang tidak pernah
terpikirkan oleh siapa pun.
Ini, adalah kronik dari kehidupanku
yang semakin ribet.
Kronik dari seorang Audy.
Yaps, Audy kembali bekerja di rumah 4R. Kali ini ia disebut sudah jadi "bagian dari keluarga" bukan sebagai pembantu atau babysitter. Bahkan Tapi nyatanya? Wah, kehebohan dan hal-hal unik tetap terjadi dalam keseharian Audy bersama Regan, Romeo, Rex, dan Rafael.
Rafael si bungsu masih saja bersikap tengil dan tak sopan dengan menyebut Audy pakai panggilan "kamu". Regan yang dulu sempat ditaksir Audy masih juga perhitungan. Romeo pun masih sering membuat rumah kotor, ia tak pernah mau membantu Audy meski ia juga cuma mendekam di rumah terus. Rex, sikapnya masih tetap jutek dan menyebalkan tapi kali ini malah yang paling baper atas perasaannya pada Audy.
Di buku kedua The Chronicles of Audy ini, Rex menyatakan perasaannya pada Audy yang sukses bikin baper setengah mati. Meski untuk urusan umur, Audy lebih tua daripada Rex tapi tetap saja Audy diceritakan galau setengah mati dan tetap deg-degan setiap kali menghirup aroma peppermint khas Rex. Benar-benar kayak ABG yang beru merasakan jatuh cinta. Audy juga berusaha untuk move on dari Regan. Terlebih karena tunangan Regan sadar dari komanya.
Selain soal Audy yang dibikin baper, kisah di buku ini juga menyoroti soal Rafael dan Romeo. Rafael yang kembali diarahkan ke "jalan yang benar" dengan mempelajari lagu anak-anak yang sesuai dengan umurnya. Bocah yang satu ini memang menggemaskan dan kelewat jenius. Baru berusia 4,5 tahun tapi sudah baca majalah Playboy dan ketika membahas soal kepanjangan UNICEF, Audy dibikin keki sendiri. Sementara itu, Romeo juga masih saja tak bisa menghilangkan kebiasaan joroknya. Ia bahkan tak pernah keramas tapi ternyata ada sebuah kisah yang cukup mengharukan dari sikapnya itu.
Baca novel ini kita jadi dibuat "bingung". Dalam arti, harus nangis atau tertawa, ini mengharukan atau kocak? Benar-benar salut deh sama Orizuka yang bisa meramu sebuah cerita yang begitu warna-warni. Sangat mengaduk-aduk emosi, bikin bahagia, haru, baper, sedih, pokoknya semua campur aduk jadi satu. Pas kamu lagi stres lalu baca novel ini, kayaknya stresmu bakal langsung lenyap dan terhanyut dengan dunia Audy dan semua kroniknya.
Banyak pelajaran yang disisipkan di novel ini. Soal kehangatan cinta keluarga juga soal pendewasaan diri. Masing-masing karakter mengalami progress sendiri dalam hidupnya. Dan bagian ending-nya, aduh bikin mewek deh.
(vem/nda)