Apapun dan bagaimana pun penampilan serta kondisi orang lain, kita sangat disarankan agar tetap menerimanya dengan baik. Kita juga sangat disarankan bahkan diwajibkan untuk menghargai setiap kondisi orang lain. Jangan sampai, kita menghina apalagi membully kondisi orang lain karena hal itu bisa membuatnya merasa sakit hati, depresi atau bahkan nekat bunuh diri seperti yang dilakukan oleh anak berusia 11 tahun asal Ohio berikut ini.
Dikutip dari laman asiantown.net, seorang anak yang masih berusia 11 tahun bernama Bethany Thompson dilaporkan telah mengakhiri hidupnya atau bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri di rumahnya. Aksi bunuh diri ini sendiri diyakini terjadi karena ia sudah tidak tahan dengan bullyan yang dilontarkan oleh teman-temannya di sekolah.
Dari laporan yang ada, Bethany adalah seorang anak dengan kepala yang tidak rata dan senyum yang kurang sempurna karena adanya saraf di kepalanya yang rusak. Kerusakan saraf ini sendiri terjadi setelah Bethany melakukan operasi kanker otak pada tahun 2008 silam. Dikatakan, operasi kanker otak yang dilakukannya menuai keberhasilan dan kanker otak di tubuhnya dinyatakan sembuh. Meski sembuh, hal ini berpengaruh pada bentuk kepalanya dan senyumnya.
Bentuk kepala dan senyumnya yang berbeda inilah yang menjadi faktor Bethany sering dibully oleh teman-temannya. Menurut sang bunda yakni Wendy Feucht, selama ini putrinya tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lain pada umumnya. Hanya saja, ia sering kali murung dan sedih. Meski begitu, ia sama sekali tak pernah bercerita mengenai kesedihannya kepada orang tuanya. Wendy juga mengungkapkan bahwa ia adalah teman dekat Bethany selama ini.
Anak malang ini bahkan sempat mengatakan bahwa ia sangat mencintai kedua orang tuanya dan berterima kasih telah menjadi temannya sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri. Aksi bunuh diri ini sendiri dilakukan Bethany sepulang sekolah beberapa hari lalu di belakang rumahnya. Tentu, insiden tragis ini membuat orang tuanya yakni Wendy dan suami, Paul, sangat terpukul dan tak bisa menahan haru. Paul mengatakan,
"Kami tak pernah tahu bahwa ia korban bullying. Ini sangat menyedihkan. Ia telah berjuang untuk hidup dan selamat dari kanker otak 8 tahun yang lalu. Tapi kini, ia memilih bunuh diri. Ia seharusnya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik."
Saat ini, kasus bunuh diri ini sendiri masih diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian setempat. Chris Piper, seorang inspektur setempat mengungkapkan bahwa akan menyelesaikan kasus ini dan memastikan apakah ada bullying di sekolah atau tidak. Pihak kepolisian juga mengingatkan agar orang tua Bethany tidak menyimpulkan sendiri bahwa buah hati mereka bunuh diri karena menerima bullying dari teman-temannya.
Pihak kepolisian juga berjanji akan mengadakan edukasi di sekolah-sekolah mengenai bullying dan mengajak anak-anak serta warga sekolah lainnya untuk tidak pernah melakukan hal ini. Ladies, kita semua tentu berharap bahwa kasus Bethany ini tak pernah terjadi lagi dan kita semua bisa menekan tindakan bullying di mana itu.
Advertisement
- Kalah Saat Main Game Online, Anak Ini Nekat Bubuh Diri
- Takut Dianggap Rasis Karena Fotonya, Gadis Ini Mengakhiri Hidup
- Adikku Tewas Bunuh Diri dan Ini Pesan yang Kita Semua Harus Tahu
- Dibully dan Disebut Miskin, Gadis Cantik Tinggalkan Surat Kematian Sebelum Bunuh Diri
- Akibat Bertengkar Dengan Adik, Anak 8 Tahun Gantung Diri
(vem/mim)