Anak-anak jelas berbeda dengan orang dewasa. Otak dan daya pikir anak masih berkembang sehingga kemampuannya untuk mengendalikan diri masih terbatas. Tak heran, jika anak bisa mendadak tantrum atau mengamuk dan merengek di tempat umum.
Saat anak tantrum, kita sebagai orang tua sebaiknya tak langsung terpancing emosi. Menahan diri untuk tak marah memang susah, apalagi kalau sudah jadi pusat perhatian, wah rasanya ingin segera membekap mulut anak agar cepat diam. Bunda, ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan anak tantrum di tempat umum. Selengkapnya, bisa langsung ikuti infonya di sini.
Advertisement
Tantrum (atau tantrum temper) adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, dalam beberapa kasus, kekerasan. (Wikipedia)
Jangan Langsung Marah, Coba Cuekin Saja
Kalau bunda marah, anak bisa makin ngamuk dan tak terkendali emosinya. Sebaiknya bunda jangan langsung marah. Seperti yang dilansir oleh parents.com, Jay Hoecker, MD, dokter anak asal Minnesota memaparkan bahwa tantrum itu mirip situasi orang tenggelam, “Saat Anda melihat orang tenggelam di danau, Anda tidak akan bisa mengomelinya atau langsung mengajarinya berenang, kan?”
Anak tak bisa berpikir jernih saat tantrum. Dirinya dikendalikan penuh oleh emosi yang menguasai korteks depan otak anak (area pembuat keputusan dan penilaian). Sehingga membujuk atau malah memarahi akan sangat susah untuk menenangkan anak yang lagi tantrum. Kalau kita tetap berusaha membujuk atau memarahi anak untuk menghentikan tantrumnya, anak bisa jadi akan mengulangi tantrumnya di kemudian hari. Karena anak akan berpikir bahwa tantrum adalah cara terbaiknya untuk mendapatkan perhatian kita.
Tantrum merupakan cara anak untuk melampiaskan emosi dalam dirinya. Bukan bermaksud untuk tak peduli, tapi sebagai orang tua kita perlu memberi anak kesempatan. Jadi, coba cuekkan saja dia. Tak usah diberi perhatian, tatapan mata pun tidak. Anak pun akan belajar untuk mengendalikan diri dengan usahanya sendiri.
Kalau Tak Tega Mencuekkan Anak, Peluk Dia
Anak ingin dipahami. Saat anak tantrum, coba dekati dulu ia lalu dengan suara tenang katakan, "Bunda tahu kamu marah dan kesal, tapi jangan sampai guling-guling kayak gitu, ya. Bunda tetap di sini kok dan menunggu kamu tenang." Redam perasaan marah dan kesalnya dengan sebuah pelukan. Pelukannya perlu yang erat dan tegas, memastikan si anak merasa aman dan nyaman saat dipeluk.
Alihkan Perhatiannya dan Buat Ia Sibuk
Sewaktu anak tantrum di supermarket karena ingin mainan misalnya, cobalah untuk mengajaknya mengobrol. Tatap matanya dan katakan dengan lembut tapi tegas, "Iya, nanti kalau belanjanya sudah selesai, kita beli mainan sama-sama. Seakrang bantu bunda belanja dulu ya. Ini masih banyak barang-barang yang harus dibeli, itu tolong diambilkan ya, Nak (sambil menunjuk susu kaleng misalnya)." Ketika perhatiannya teralihkan dan sibuk melakukan hal lain, dia akan lupa dengan tantrumnya.
Menangani dan berusaha sabar ketika anak tantrum di muka umum memang butuh usaha yang keras, ya Bunda. Setiap anak pun istimewa dengan semua kepribadiannya yang kompleks. Yang perlu kita lakukan adalah dengan terus belajar menjadi orang tua yang baik untuk buah hati tercinta kita.
(vem/nda)