Kalau kita pikir-pikir lagi, bahagia itu tak pernah mengenal kata terlambat. Setiap saat dan setiap waktu kita bisa menemukan kebahagiaan. Termasuk soal peran menjadi seorang ibu.
Sebagian teman kita mungkin sering dicap beruntung karena sudah memiliki anak di usia 20an. Mereka jodohnya lebih cepat, begitu kata orang-orang. Tapi hidup seseorang tak pernah ada yang sama. Ada yang menikah di usia 20an, lalu langsung punya anak. Tapi ada juga yang menikah di akhir 20an lalu baru punya anak di usia 30an.
Waktu Terasa Jauh Lebih Berharga
Advertisement
Moms, saat memiliki anak, waktu pasti akan terasa jauh lebih berharga. Setiap detik yang kita habiskan bersama anak akan terasa sangat istimewa. Ketika memiliki anak di usia 30an, maka kita akan berusaha semaksimal mungkin menggunakan setiap detik sebaik-baiknya.
“Life is not only meant to be appreciated in retrospect . . . There is something each day to embrace and cherish.” —Dieter F. Uchtdorf
Di usia 30an, kita lebih matang dan lebih memahami soal setiap peran yang kita jalankan. Termasuk saat akhirnya menjadi ibu. Kita akan menyadari kalau momen ini sangatlah istimewa. Sehingga kita akan lebih peduli pada tanggung jawab ini dan menjalankan peran sebagai ibu dengan sebaiknya.
Energi Cepat Terkuras Habis Tapi Bahagianya Istimewa
Berbeda dengan ketika masih berusia 20an, saat berusia 30an energi tubuh rasanya akan cepat habis. Apalagi jika selama ini tak punya kebiasaan untuk olahraga rutin, wah tubuh ini rasanya gampang capek. Meski begitu, bahagia yang dirasa saat bersama anak terasa istimewa. Setiap momennya tak akan pernah terulang dan itu yang membuatnya sangat spesial.
Kita Tak Pernah Sendiri di Masa-Masa Tersulit Membesarkan Anak
Jika teman kita sudah memiliki anak di usia 20an, kita setidaknya bisa mengandalkan mereka untuk memberi saran dan solusi ketika masalah muncul. Setidaknya kita tak akan pernah sendiri. Banyak teman dan sahabat kita yang sudah lebih dulu berpengalaman dalam membesarkan anak. Kita pun jadi lebih mudah untuk mengontak mereka dan meminta saran dari mereka.
“The joy in motherhood comes in moments. There will be hard times and frustrating times, but amid the challenges there are shining moments of joy and satisfaction.” —M. Russell Ballard
Dengan Sikap Mental yang Lebih Matang, Kita Nggak Gampang "Drama"
Usia 30an bisa dibilang usia matang dan dewasanya seseorang. Cara berpikir dan bersikap pun nggak lagi sembarangan. Tak lagi gampang lebay atau sok drama. Kita sudah bisa lebih mudah mengendalikan ego dan berpikir jernih setiap kali ada masalah, termasuk dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu.
Bahagia itu tak pernah terlambat, Moms. Menjadi ibu di usia 20an atau 30an, semuanya bisa memberi kebahagiaan tersendiri. Yang penting kita jalankan peran kita sebaik mungkin dan menikmati setiap momennya bersama orang-orang yang kita cintai.
- Tuhan Membolak-balikkan Hatiku Lewat Tangan Seorang Bayi Mungil
- Ayah Tanpa Kaki Jadi Kuli Angkut demi Anak, Inikah Pengorbanan?
- Tiba-tiba Lepas Baju di Mall, Pria Ini Bikin Terharu Netizen
- Alasan Penting Mengapa Anak-Anak Juga Perlu Makan Semangka
- Sedihnya, Gadis 13 Tahun Dirantai Nenek Angkat karena Kabur Terus