Akhir - akhir ini perilaku para remaja di sekeliling kita semakin mengkhawatirkan dan cenderung menjurus pada tindakan - tindakan kriminal, asusila yang jauh dari kewajaran. Apa yang dewasa ini sering terjadi di lingkungan para remaja kita, bukanlah sekedar kenakalan remaja lagi, namun sudah berubah menjadi kejahatan yang membahayakan lingkungan sekitarnya dan juga masa depannya.
Dari mana mereka memperoleh nyali dan kenekatan untuk melakukannya? Dari mana mereka belajar cara - cara untuk menindakkannya? Selain contoh panutan dan pengaruh yang didapat dari keluarga dan orang tua, berikut ini adalah pengaruh - pengaruh di luar lembaga keluarga yang biasanya mempengaruhi pembentukan sifat, karakter dan jiwa mereka.
Advertisement
Advertisement
Media, Pintu Gerbang Masuknya Informasi Dari Dunia Luar
Pengaruh media penyiaran, media massa dan media sosial semakin menguat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan seseorang mengakses segala macam informasi secara 'mobile' dan 'privacy'. Bagi remaja yang sedang dalam pencarian jati diri dan pembentukan karakter serta pembangunan jiwanya, berbagai macam hiburan dan informasi dari media yang di ada hadapannya, adalah semacam 'manual books of mind' dan 'tutorial guides of soul' yang komplit dan komprehensif serta keren untuk dipraktekkan.
Menjadi satu permasalahan laten, lalu berubah menjadi dampak permanen, apabila anak - anak dan para remaja kita menikmati hiburan dan mendapatkan informasi yang tak sesuai, menyesatkan, bahkan memabukkan dan bikin kecanduan, namun terlanjur 'salah kaprah. Mereka menjadikan informasi yang beredar di media sebagai kompas menjalani hidup dan kiblat mereka beribadah.
Kondisi semacam ini memaksa orang tua untuk mendahului menyaring media dan informasi yang tidak membawa kebaikan. Sedini mungkin gunakan berbagai metode pengamanan dalam penggunaan perangkat media dan komunikasi, agar tersaring dengan baik kotoran yang tak layak untuk dinikmati dan hanya sari pati kebaikan saja yang tersaji. Tugas filtering dan monitoring media oleh orang tua ini tak berhenti pada saat hari libur atau waktu senggang saja. Namun setiap saat dan kesempatan bersama mereka. Karena sekelebat saja informasi sesat, foto maksiat atau video syahwat terlihat, akan menjadi noda mengkarat yang melekat erat dan susah untuk disikat dari memori anak - anak dan para remaja yang longgar tak terpartisi tak bersekat. Jika perlu singkirkan perangkat media atau yang tak perlu dari rumah Anda.
Pergaulan, Pengaruh Kuat Dari Luar Pagar Rumah
Pengaruh dari teman sepergaulan juga tak kalah kuatnya. Bagaikan pepatah Jawa 'Cedhak Kebo Gupak' (di dekat kerbau terkena bau atau cipratan lumpurnya), bermakna bahwa dengan siapapun anak - anak dan para remaja sering bergaul, maka sepert itupun mereka akan menjadi. Anak - anak dan para remaja, adalah peniru yang lugu, atau 'copy cat' yang sempurna. Tak jarang didapatkan kejadian, seorang anak yang di rumah begitu 'enak' dan 'lunak', menjadi 'pahit', 'keras' dan tak indah dipandang mata saat bersama teman - teman bergaulnya.
Apapun bisa terjadi saat anak - anak dan para remaja berada di luar rumah, jauh dari jangkauan dan pengawasan orang tua. Mengenali dan mengidentifikasi setiap teman dekat anak - anak dan para remaja kita adalah wajib hukumnya bagi orang tua. Informasi tentang mereka, bisa digali dari anak sendiri dalam perbincangan ringan sehari - hari. Atau luangkan waktu berkenalan dengan para orang tua teman - teman main dan bergaul anak - anak kita, sekedar untuk mengetahui kondisi dan latar belakang keluarganya masing - masing, atau justru bisa berbagi tentang anak masing - masing. Akan jauh lebih baik untuk bertemu dan berkenalan dengan para orang tua dan keluarga dari teman - teman anak - anak kita, ketimbang harus bertemu dan mengenal mereka saat bersama - sama mendapatkan panggilan dari Kantor Polisi, karena anak - anak kita bersama anak - anak mereka, tertangkap saat razia narkoba, saat tawuran atau karena melakukan kejahatan cabul berjamaah yang sebelumnya tak pernah terlintas dalam pikiran dan tak pernah terbayangkan bakal terjadi.
Advertisement
Guru, Panutan Yang Menginspirasi dan Mengendalikan
Bekerjasama lah dengan guru secara padu dan berkesinambungan. Karena sejatinya, merekalah salah satu 'sekutu terbaik' orang tua dalam menjaga dan membentengi anak - anak kita dari pengaruh buruk yang tak semestinya. Komunikasikanlah jika terlihat ada keanehan sikap, jangan hanya keluhkan masalah nilai matematika yang didapat.
Berdiskusilah dengan guru mengenali program kegiatan yang tepat dan sesuai di luar jam belajar anak - anak di sekolah agar menjadi nilai tambah, bukannya menjadi pemicu masalah, pengundang musibah. Siapa tahu para guru lebih tahu bakat dan kelebihan anak - anak kita dan cara terbaik untuk memolesnya, jauh dibandingkan pengetahuan kita sendiri tentang kebiasaan mereka saat di rumah bersama kita.
Mengenalkan Nilai-Nilai Kehidupan Adalah Tugas Orang Tua
Setelah mengenalkan mereka pada ajaran agama dan mencontohkannya dalam aktifitas keseharian, sembari mengajarkan nilai - nilai kebajikan dan kebijaksanaan, dekatkan mereka pada nilai - nilai lokal dan tradisional. Bangsa ini memiliki sejarah panjang dan kaya pengalaman dalam menciptakan jiwa dan kepribadian manusia melalui wujud dan ragam budaya yang sesuai dengan nilai - nilai rasa dan corak batin putra - putrinya yang lahir dalam takdir keTimurannya.
Bangsa ini, selamanya tak akan bisa menjadi Amerika ataupun Saudi Arabia, karena sudah terpaku di Garis Khatulistiwa dengan nama Indonesia. Bangsa ini juga tak akan menjadi bule, karena sejak dilahirkan berkulit coklat seperti tembaga. Menurut saya, tak ada salahnya memperkenalkan mereka pada ujaran dan nasihat para sesepuh dan leluhur kita yang sudah meninggalkan catatan pengalaman hidupnya.
------------------------------------
Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom
Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/