Seperti semua anak perempuan yang ada di dunia ini, ayah adalah cinta pertama saya. Ya, beliau adalah laki-laki pertama yang saya kenal sejak saya membuka mata. Saya masih ingat sejak kecil saya selalu suka mengikuti kemanapun Papa pergi: dari memancing, naik gunung, belajar main gitar hingga belajar berdansa bersamanya :)
Papa adalah sosok yang ada di pikiran saya saat kondisi apapun. Orang pertama yang akan saya beri tahu kalau nilai saya bagus di sekolah ataupun ... saat motor saya menabrak motor lain. Hihihi.epanjang ingatan, saya sangat dekat dengan Papa hingga akhir hayatnya beberapa waktu yang lalu. Ingatan saya terhadap sosok Papa melayang lagi saat menyadari betapa besar arti Papa dalam hidup saya dan betapa sosok Papa sangat mempengaruhi bagaimana saya memandang hidup ini.
Kehadiran Ayah Mengajarkan Pentingnya Penghargaan Diri
Pendapat Papa tentang apa yang saya lakukan dan kehadirannya sangat mempengaruhi bagaimana cara saya memandang diri saya. Saya sempat berjibaku dengan masalah body image di masa remaja hingga kuliah. Tapi Papa tak pernah memaksa mengubah saya dan bentuk tubuh saya. Pun dia menyayangi saya apa adanya, tak peduli secantik atau sejelek apapun putrinya.
Apapun keputusan yang saya buat, ia selalu mendukung saya dan mempercayai saya bisa melakukannya dengan baik. Kalaupun tidak, setidaknya saya telah mencoba melawan rasa takut saya. He teaches me that I don't need a man to make me valueable.
Sebuah studi yang dilansir oleh verilymag.com menyatakan: perempuan yang tumbuh dengan kehadiran sosok ayah yang dekat dengannya akan jauh dari masalah berkaitan dengan perilaku, depresi dan gangguan makan. Tentunya ada beberapa kasus berbeda, tetapi secara umum, absennya kehadiran ayah dalam hidup seorang perempuan menjadi faktor penting pemicu depresi pada gadis remaja.
Kehadiran Ayah Mempengaruhi Interaksi Terhadap Kaum Pria Saat Dewasa
Saya selalu menganggap Papa adalah sosok yang cerdas, sabar, keren dan tentunya ... ganteng! Hihihi. Tentunya tak sedikit anak perempuan yang memandang ayahnya seperti saya memandang papa saya. Meg Meeker dalam buku yang ditulisnya, Strong Father, Strong Daughters: The 30 Day Challenge menyatakan bahwa ayah adalah gambaran seluruh sosok laki-laki dalam diri seorang wanita: guru, kekasih, suami, paman, sahabat.
Tak hanya sebagai role model, bagaimana kita berinteraksi dengan sosok ayah akan tergambar pada bagaimana kita berinteraksi dengan teman-teman pria dan pasangan di kemudian hari. Mereka yang jarang berinteraksi dengan sang ayah akan cenderung kaku bergaul dengan kaum pria. Dalam penelitian yang ditulis oleh Dr. Nielsen, seperti yang dilansir oleh family-studies.org, mereka yang mendapat pengasuhan baik dari sang ayah akan stabil secara emosional dan akan lebih mudah menerima kekurangan-kelebihan pasangan sehingga pernikahannya akan lebih langgeng.
Ladies, memang tak semua dari kita diberi kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang bersama sosok ayah dalam hidup kita. Namun, selagi kita diberi kesempatan, manfaatkan waktu yang ada untuk mengenal dan dekat dengan ayah. Karena, sama seperti ibu, ayah adalah orang yang akan menangis jika kita sedih dan orang pertama yang akan sangat bangga jika kita bahagia dan sukses. Sama seperti lagu milik Cat Steven yang selalu terngiang di telinga saya ini:
Sumber: youtube.com/user/fraterokko
"I was once like you are now
And I know that it's not easy
To be calm when you've found
Something going on
But take your time, think a lot
Think of everything you've got
For you will still be here tomorrow
But your dreams may not" - Cat Stevens - Father and Son
- Walau Sibuk dan Lelah Bekerja, Papa Selalu Merawatku Dan Menjagaku
- Aku Bersyukur Ayah Masih Ada Jadi Wali Nikahku
- Dulu Ayahku Begitu Menyebalkan, Namun Setelah Beliau Berpulang, Aku Sangat Merindukannya
- Kue Ulang Tahun Pertama dan Terakhir untuk Papa Tercinta
- Kisahku: Bapak Berpulang Tak Lama Setelah Putraku Lahir
- Ayah, Terima Kasih.. Demi Tas Baruku, Engkau Rela Menjual Pohon di Kebun