Sukses

Parenting

Dulu Ayahku Begitu Menyebalkan, Namun Setelah Beliau Berpulang, Aku Sangat Merindukannya

Sebuah kisah nyata yang ditulis oleh seorang wanita yang begitu sayang dan sangat merindukan sang ayah. Wanita ini ingat betul bagaimana sang ayah sangat sayang padanya di waktu kecil. Ayah selalu memeluknya di pagi hari, mengajarinya banyak hal, mendidiknya dengan tegas, memasukkannya ke asrama hingga suatu hari, ayah harus berpulang lebih dulu ke sisi Tuhan. Wanita ini pernah berpikir bahwa sang ayah sangat menyebalkan. Tapi kini, setelah sang ayah tiada, wanita ini begitu merindukan ayah.



***



Aku memanggilnya Mama. Ya, mama adalah sebutan bapak untuk daerah Cirebon dan sekitarnya. Mama yang mengajarkan dan mewariskan banyak hal sedari ku kecil sampai hembusan nafas terakhirnya…

Bagi semua anak perempuan di dunia, ayah pasti menjadi sosok yang terbaik di hati. Tapi, kurasa mamaku yang paling istimewa. Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, kakak yg pertama perempuan, kakak kedua laki-laki dan aku putri bungsunya. Bagi beliau, aku seperti anak perempuan satu-satunya di keluarga. Ibarat vas bunga, aku mungkin terbuat dari kristal yang tak boleh pecah atau tergores sedikit pun. seperti itulah aku di mata mama, seperti itulah mama menyayangiku.
 
Di luar dari itu, mama tetap berperan sebagai ayah yang di hargai dan di hormati untuk anak-anaknya. Dan hal ini berlaku buatku juga. Ketika beranjak masa akhil balik, mama menitipkanku di sebuah asrama untuk belajar ilmu agama. Aku pun jauh dari rumah dan keluarga. Awalnya, terpikir olehku bahwa mama tidak menyayangiku. Aku sangat sedih saat itu. Apa yang kurang dari yang sudah mama ajarkan padaku, beliau mengajariku mengaji, mendongengkan kisah para nabi sebelum aku tertidur lelap, bagaimana harus bersikap sopan pada orang yang lebih tua. Kenapa aku masih harus belajar di asrama? Rupanya, mama ingin aku mendapat pelajaran yang terbaik.

Srikandi dan ayah | Photo: Copyright Doc Jejak Srikandi
 
Sampai aku menginjakkan sekolah menengah pertama atau SMP di Cirebon, aku mulai kenal yang namanya jatuh cinta. Suka dengan laki-laki. Saat itu juga, mama begitu memprotect pergaulanku. Setiap teman laki-laki yang aku kenal, ia harus datang ke rumah dan lapor ke mana ia akan pergi selama bersama anak gadisnya. Yang terbesit di pikiranku saat itu, apakah mama cemburu...?

Haruskah sampai seperti itu, sementara aku tak melihat pada sikap ayah-ayah lain dari teman perempuanku. Aku mulai marah, tak nyaman dan tidak mau di peluknya lagi. Ya, mama selalu memelukku karena itu kebiasaannya kepada anak-anaknya setiap pagi sebelum memulai aktivitasnya selama seharian. Mama selalu datang ke kamarku dan berbaring sebentar sambil memeluk gadis kecilnya untuk segera bangun dan memulai hari.

Di masa puberku, bagiku, mama adalah sosok yang menyebalkan. Aku tak mau lagi jika ia mencium pipiku, aku tak mau lagi duduk berlama-lama dengannya, selalu aku kunci pintu kamarku menjelang tidur agar setiap pagi mama tak lagi datang ke tempat tidurku.

Ayah | Photo: Copyright Doc Jejak Srikandi
 
Suatu ketika, pernah aku melihat mama melamun di depan aquarium dan ikan-ikannya. Mungkin, beliau merasa sedih dan gagal mendidik gadis kecilnya yang sudah beranjak remaja ini, mungkin beliau menyesal karena telah mendidik terlalu keras, mungkin beliau menilai aku telah berubah  dan tak semanis masa kecil dulu. Mungkin beliau sedih melihat gadis kecil yang selalu ia bela saat bertengkar dengan kakak lelakinya. Pertama kali dalam hidupnya, tak pernah aku melihat ia semurung itu.
 
Hingga di hari mama harus pergi dari dunia ini, satu minggu sebelum nya…beliau pamit melalui surat yang beliau tulis dan titipkan pada mimi. Di dalamnya, ada pesan yang harus aku tunaikan sepanjang hidup, rajin puasa senin - kamis dan shalat lima waktu. Berbulan-bulan aku shock karena mama pergi di mana posisiku saat itu aku masih di asrama. Aku sedih aku tak bisa melihat hembusan nafas terakhirnya. Aku sedih tak bisa memeluknya saat itu.

Setelah kepergian mama, setiap pagi, aku selalu mencarinya di sisi tempat tidur berharap mama ada di sampingku. Aku berharap mama membuka pintu kamar agar ia bisa bebas masuk kapan saja. Sampai akhirnya aku bisa benar-benar dapat menerima kenyataan kalau mama sudah pergi selama-lamanya.

Srikandi dan ayah | Photo: Copyright Doc Jejak Srikandi

Seiring terus berputarnya waktu, aku telah tumbuh dewasa. Mama tak pernah melihat putri nya menikah dengan pria pilihannya. Mama tak pernah benar-benar mendampingi dan menitipkan aku pada laki-laki yang akan menggantikan posisinya. Tapi mama, ia masih tetap sangat berharga. Ia tak akan tergantikan di ruang hati anak gadisnya ini. Nasehat yang pernah di sampaikan untukku dan kakak laki-lakiku yang hingga hari ini menjadi pedoman hidup kami adalah, “Nak, esok jangan bercita-cita untuk jadi orang kaya, tapi jadilah kelak orang besar. Karena dengan kebesaran jiwa, kita mampu menitipkan diri. Sebab jika kita bisa membawa diri, kita juga bisa menghargai orang lain, termasuk orang kecil sekalipun”. Dan sampai sekarang, nasehat ini masih begitu lekat di ingatanku.
 
Begitu besar peran mama dalam hidupku. Kemandirianku, sifat tegas dan tidak cengeng adalah buah dari didikan mama. Masih lekat jelas di pikiranku, sedari kecil, sosok yang tak pernah lupa hari ulang tahunku adalah mama. Apa yang pernah mama terapkan padaku tentang nilai-nilai agama dan kehidupan, telah memberikan arti penting sebagai bekal bermasyarakat dan bersikap.
Di balik semua yang telah terjadi, mama adalah pintu menuju Surgaku.

Jika sangat rindu, biasanya aku datang ke tempat peristirahatannya. Berbicara, tertawa dan curhat tentang hari-hari berat yang aku lalui. Aku merasa mama ada di hadapanku, mendengarkan dan memberi ketenangan untuk melanjutkan hidup dengan semangat baru. Terima kasih mama, ayahku tersayang... ananda begitu rindu padamu…kami semua rindu padamu...



***


Kisah nyata ini dikirim oleh Jejak Srikandi untuk mengikuti Lomba Menulis Vemale.com Kisahku dan Ayah. Kamu juga bisa mengirimkan kisah tentang ayah dan berkesempatan memenangkan hadiah spesial dari kami berupa batik Negarawan lho Ladies. Tunggu apa lagi, segera kirim tulisanmu sebelum terlambat ya. ^___^



(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading