Keguguran adalah salah satu momok yang paling ditakuti oleh setiap wanita yang sedang hamil. Sayangnya, keguguran kadang terjadi tanpa bisa kita prediksi. Janin yang lemah dan tidak berkembang, kadang menjadi salah satu penyebab terjadinya keguguran. Selain itu, seperti dilansir dalam laman www.whattoexpect.com, ada juga beberapa faktor yang membuat resiko keguguran ini semakin tinggi. Apa saja? Yuk, simak selengkapnya.
- Usia. Penelitian telah menunjukkan bahwa ibu yang hamil dalam usia tua lebih beresiko untuk mengalami keguguran. Hampir bisa dipastikan, hal ini terjadi karena ovum mereka (serta sperma dari sang suami) lebih rentan mengalami kerusakan genetik. Sekitar 1 dari setiap 3 kehamilan yang terjadi di atas usia 40 tahun, berakhir dengan mengalami keguguran.
- Kadar vitamin dalam tubuh. Peneliti telah menemukan bukti bahwa defisiansi vitamin D dan B dapat meningkatkan resiko seorang calon ibu untuk mengalami keguguran. Vitamin lainnya, seperti vitamin A - justru memilki efek yang sebaliknya. Sebab, terlalu banyak kadar vitamin A yang diasup oleh tubuh selama hamil dapat membahayakan kehamilan itu sendiri. Oleh sebab itu, mengonsumsi vitamin prenatal yang telah disetujui oleh dokter kandungan Anda akan lebih disarankan daripada jika Anda mengonsumsi sembarang vitamin.
Advertisement
- Ketidakseimbangan hormon. Hormon tiroid adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, memproduksi protein dalam tubuh, serta mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Hormon tiroid dapat mempengaruhi seluruh fungsi tubuh dan kadar hormon dalam tubuh lainnya, termasuk hormon yang berperan dalam kehamilan. Ketidakseimbangan jumlah hormon tiroid dalam tubuh-baik terlalu sedikit maupun terlalu banyak-telah banyak dihubungkan dengan meningkatnya resiko keguguran pada wanita hamil.
- Kelebihan atau kekurangan berat badan. Wanita yang mengalami obesitas saat hamil (dengan BMI ± 30 atau lebih) akan memiliki resiko keguguran yang lebih tinggi. Demikian juga dengan wanita yang BMI-nya kurang dari 18, akan lebih rentan mengalami keguguran.
- Merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol. Baik perokok ataupun mantan perokok memiliki resiko mengalami keguguran yang lebih besar daripada mereka yang tidak pernah merokok. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam kadar yang tinggi selama proses konsepsi baik oleh calon ibu maupun calon ayah juga memiliki resiko janin keguguran.
- Lingkungan yang tidak sehat. Paparan terhadap racun seperti merkuri serta efek radiasi dari lingkungan tinggal dan tempat bekerja kebanyakan akan meningkatkan resiko terjadinya keguguran.
- Jarak kehamilan. Hamil lagi dengan jarak kehamilan yang kurang dari 6 bulan pasca melahirkan meningkatkan resiko terjadinya keguguran. Selain meningkatkan resiko terjadinya keguguran, jarak kehamilan yang terlalu dekat juga dapat mengakibatkan kelahiran prematur pada bayi. Oleh sebab itu, sangat disarankan jika Anda mengatur jarak kehamilan dengan baik sebelum Anda memutuskan untuk kembali mengikuti program kehamilan.
Nah, itulah beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya keguguran pada ibu hamil. Perlu diingat, bahwa faktor-faktor ini bukan menjadi satu-satunya faktor penyebab keguguran. Faktor-faktor lain di luar faktor-faktor yang telah disebutkan di sini juga dapat meningkatkan resiko keguguran, misal wanita dengan pengalaman keguguran sebelumnya akan memiliki kemungkinan untuk mengalami keguguran dalam kehamilan selanjutnya.
Hal yang terbaik yang bisa Anda lakukan untuk menghindari keguguran ini adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat selama kehamilan dengan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan selalu mengonsultasikan perkembangan serta masalah yang Anda alami selama kehamilan dengan dokter kandungan Anda. Semoga bermanfaat.
- Penyebab Utama Janin Tidak Berkembang
- Resiko Keguguran Meningkat Gara-Gara Sering Makan Makanan Kalengan
- Tanda-Tanda Bumil Mengalami Keguguran
- Vitamin Prenatal Justru Membuat Mual, Tenang.. Ini Penyebabnya
- Awal Kehamilan Dan Menderita Diare? Kenali 5 Penyebabnya
- Hamil Di Usia 30-34 tahun? Yuk Ketahui Risikonya Ladies
- 4 Cara Mudah dan Praktis Ketahui Masa Subur Wanita